Love Letter part 37

806 101 12
                                    

"Ayo tidur."
Rengek manja Jimin

Jimin yang sangat mengantuk, mencari Yoongi memintanya untuk menemaninya  tidur.

"Iya ayok." Jawab Yoongi lembut.

Rengekan manja Jimin tak mudah ditolak.
Yoongi mengelus tangan Jimin yang melingkari badannya, sambil memberesi buku-buku dan laptopnya.

.......

Pertarungan yang sesungguhnya dimulai. Yoongi mulai beradaptasi dengan intrik dan konflik yang terjadi di perusahaan.

Pertarungan melawan kecurangan dan keserakahan, Yoongi harus teliti melihat mana kawan, mana lawan.

Beberapa kali Yoongi harus menelpon kakeknya untuk meminta arahan,
Apa yang harus dilakukan, siapa yang harus dilobi, siapa yang harus dipercaya dan siapa yang harus diwaspadai.

Bergulat sepanjang malam mempelajari buku - buku dan file papanya, dan juga tetap sambil menyelesaikan skripsi.

Sekarang Yoongi ingat dengan jelas semua yang dikatakan mendiang papanya,
Akhirnya memahami kenapa papa nya selalu mendorong nya untuk mempelajari semua hal tentang perusahaan.

Yoongi yang selama ini selalu menganggab omongan papanya hanyalah angin lalu, kini ia memahaminya, kini ia menyesalinya.

Kini Yoongi baru mengerti apa yang dihadapi papanya, mengelola perusahaan ternyata tidak segampang yang ia kira.

Andaikan dari awal Yoongi mengikuti apa yang papanya mau.

Ternyata menjadi dewasa dan mengemban tanggung jawab itu tidak semudah bayangan dan pemahaman nya.

Begitupum dengan Jimin, tak ada yang mudah.
Mungkin ini juga yang dulu dilewati mamanya, harus bekerja keras untuk memcukupi semua kebutuhan hidup, harus menjaga dan menyiapkan semua kebutuhan Jimin. dan selalu mengkhawatirkan semua tentang Jimin, kesehatannya,kebutuhannya.

Jimin yang biasanya hanya tau semuanya ada, Jimin yang merasa mama nya kuat dan baik - baik aja, kini dia faham betapa tidak mudah menjadi mamanya.

Jimin yang sekarang merasakan rumitnya mengatur uang, mana yang harus didahulukan, sementara semua harus dibayar.

Sementara harus tetap terlihat baik-baik saja didepan Yoongi, agar Yoongi tak mengkhawatirkannya.

Dan juga selalu khawatir apakah Yoongi udah makan,  apa dia lelah, atau apakah baik untuk kesehatannya jika terus bekerja hingga larut malam.

Dan memang menjadi dewasa, memikul tanggung jawab itu, tidaklah mudah,

Jika tau akan seperti ini, mereka pasti akan mempersiapkan nya dari awal,

karna masa depan adalah misteri, maka sebaiknya membekali diri untuk menghadapinya sedari awal.

......

Jimin menggenggam dan mengelus tangan mamanya,

"Mama harus secepatnya bangun, banyak hal yang ingin ku ceritakan, banyak hal yang harus mama lihat."

"Aku sekarang tau, betapa lelahnya jadi mama, aku janji gak akan membuat mama susah lagi."

"Jika mama bangun, aku yang akan berjualan, aku yang akan kepasar pagi, aku juga yang akan membayar sewa rumah dan biaya kuliah."

"Sekarang aku bisa semuanya ma, mama harus liat seberapa kuatnya aku."

"Aku gak akan pingsan karna hal-hal sepele lagi, gak takut serangga lagi, gal takut gelap,..."

Mulut Jimin tercekat,  mengusap air mata yang mengalir deras dipipinya.

"Mama juga harus liat Yoongi. Anak kesayangan mama itu sekarang sangat bekerja keras. Yoongi menjaga ku seperti yang mama mau, dia sangat baik padaku."

LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDحيث تعيش القصص. اكتشف الآن