End

402 52 15
                                    

Manusia itu selalu serakah dan selalu ingin lebih.

Saat kamu berkata hanya malam ini atau ini yg terakhir, tapi jauh di lubuk hatimu menginginkannya lagi dan lagi

Saat kamu tau dimana batasannya, kamu akan berusaha melanggar batasan dan menginginkanya lebih dan lebih.










.........

"Lisa.....kalung salib dari Yuta Hyung masih kamu simpen?" tanya Jisung melihat kalung salib yg melingkar di leher Lisa.

"Masih"
"Tapi ini dari ibu Yuta, bukan dari Yuta"

"Sama aja...."
"Aku fikir kamu kembalikan juga ke Yuta hyung"

"Kenapa harus? Yuta nggak pernah nyakitin aku" celetuk Lisa yg membuat hati Jisung mencelos.

"Maaf...." lirih Jisung sangat menyesal

"Kebanyakan minta maaf ih..."

"Nyesel pernah kenal aku?" tanya Jisung menatap Lisa dengan tatapan sendu.

"Kenal kamu.....salah satu hal yg paling aku syukuri selama hidupku, kenapa harus disesali?"

"Tapi aku sering nyakitin kamu" lirih Jisung

"Tapi kamu pernah menjadi alasan aku merasa jadi orang paling bahagia di dunia ini" lirih Lisa

"Pernah menjadi?" Jisung terkekeh menertawakan dirinya sendiri, menertawakan kebodohannya pernah melewatkan Lisa dalam hidupnya.
"Sekarang enggak lagi ya?" lirih Jisung terbata.

"Untuk terus mengingatmu, aku tidak membutuhkan benda apapun" lirih Lisa menjeda ucapannya sesaat.
"Kamu berkata tentang kesakitanmu, kesulitanmu melupakan tentang kita, psikiatermu, kenapa tidak ada pertanyaan bagaimana dengan kesakitanku?"
"Kamu hanya berkata bahagiaku, hidupku yg sempurna, kenapa seyakin itu kamu kalau hidupku sempurna dan bahagia?"

"Li...." lirih Jisung

"Kalau melupakanmu itu mudah, aku tidak akan menghindari pertemuan denganmu di konser eaJ di Bangkok"
"Kalau melupakanmu itu mudah, aku tidak akan melarang keras putraku untuk datang ke Korea"
"Kalau melupakanmu itu mudah, aku tidak akan berbalik untuk menciummu"
"Mengingatmu begitu menyakitkan, tapi aku lebih memilih sakit daripada harus melupakanmu"
"Aku bersembunyi bukan karna membencimu, tapi dunia yg memaksaku.....memaksaku menjauh darimu"
"Dan kamu bertanya kenapa mudah aku melupakanmu? Bagaimana mungkin aku melupakanmu kalau kamu selalu ada di hadapan mataku?"

















..............

"Lisa....." panggil Jisung sesaat setelah Lisa turun dari mobilnya karna sudah sampai di depan hotel tempat Lisa menginap

"Hmm?"

"Setelah ini apa kita masih bisa bertemu lagi?" tanya Jisung menggenggam kedua tangan Lisa

"Kamu sudah tau apa jawabanku" ucap Lisa dengan senyuman kecil dan melepaskan tangannya dari genggaman Jisung.
"Terima kasih untuk kenangan indahnya"
"Bye.........Park Jisung" ucap Lisa perlahan melangkah mundur menjauh dari tempat Jisung berdiri.






"Ma......" teriak Mario dari kejauhan membuat Lisa dan Jisung menoleh kearah Mario.

"Baru sampai juga?" tanya Lisa memeluk erat Mario.

"Liat deh ma, mommy Nath beliin Mario banyak baju dan sepatu" ucap Mario menunjukan paper bag yg dia tenteng.

"Bukan Mario yg merengek minta kan?" tanya Lisa menautkan kedua alisnya.

"No ma.....kata mommy Nath style orang-orang di sini bagus makanya mommy Nath beliin Mario banyak baju dan sepatu biar Mario makin kece" celetuk Mario membuat Lisa terkekeh.

Pressure (Lalisa-Park Jisung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang