119

406 57 24
                                    

"Jie...." lirih Lisa menahan lengan Jisung.

"Hmm?"

"Kiss me" lirih Lisa

"Hmm?"

"Kiss me, aku bosan minum obat penenang"

"Lalu?"

"Ciumanmu bisa membuatku tenang"

"Tapi membuatku tidak tenang" bisik Jisung.
Kedua pasang mata mereka saling menatap beberapa detik dengan jarak yang sangat dekat, mungkin hanya beberapa centi. Dan Jisung memberanikan diri untuk...

Mencium Lisa tepat di bibirnya, hanya saling menempel bibir dan hanya beberapa detik.

"Is it enough?" lirih Jisung.

Tak ada jawaban dari Lisa, hanya hembusan nafas kasar dan raut wajah kecewa, menjauhkan wajahnya dari Jisung.

"Li....what do you want?"

"Nothing else" ucap Lisa berdiri dan menyibukan diri, melakukan apapun yg penting menjauh dari posisi Jisung berada.

"Li...beritahu aku karna memang aku tidak tau" lirih Jisung dengan wajah memelas.

..................

"Psikiaterku bilang.....saat terakhir aku terapi, aku tidak lagi bermimpi buruk dan..."

"Dan?" tanya Jisung dengan wajah penasaran.

"Dan....saat terhipnotis aku menyebut namamu dengan tersenyum" Lisa melanjutkan ceritanya.

Mendengarnya membuat senyum Jisung mengembang.

"Dokterku bertanya tentangmu"

"Lalu.....apa yg kamu ceritakan padanya?"

"Itu rahasia kami.....tidak boleh mempublis yg terjadi selama terapi, itu melanggar hukum"

"Sampai melanggar hukumkah? Woah..padahal barusan kamu yang menceritakannya sendiri padaku" protes Jisung.
"Jadi.....apa yg harus aku lakukan untukmu hmm?"

"Dokterku bilang..."
"Ehm....."

"Ehm?" Jisung masih sabar menunggu kalimat lanjutan Lisa.

"Ehm...."
"Skinship membantu mempercepat penyembuhan traumaku"
"Tapi.....hanya jika dengan.........."

Jisung menatap gemas Lisa yg terlihat kebingungan mencari kalimat yg akan dia ucapkan dan jangan lupa pipi Lisa yg mulai merona menahan gugup.

"Seperti ini?" tanya Jisung yg tiba-tiba memeluk Lisa dari belakang, mengeratkan kedua tangannya yg memeluk pinggang Lisa dan menempelkan dagunya di pundak Lisa.

"Maybe...." lirih Lisa menahan degupan jantungnya.

"Beritahu aku dimana batasanku, aku sangat takut jika itu menyakitimu Li" lirih Jisung.

"Tolong....bantu aku menghapus jejak yg membuatku trauma" lirih Lisa.

"Jadi....sejauh mana yg boleh aku hapus, hmm?" bisik Jisung membalikan tubuh Lisa menghadapnya dan menatap lembut kedua mata Lisa.

"Sejauh.....yg-mungkin-bisa-kamu-lakukan" ucap Lisa ragu-ragu.

"Tapi aku bisa melakukan jauh lebih dari yg kamu bisa fikirkan Li" bisik Jisung kembali menempelkan bibirnya pada bibir Lisa tapi kali ini sedikit memberi lumatan kecil.

"Merasa takut?" tanya Jisung khawatir, Lisa menggeleng pelan dengan kedua mata yg terus menatap mata Jisung.

"Hanya merasa panas" celetuk pelan Lisa.

Pressure (Lalisa-Park Jisung) Where stories live. Discover now