Gak Perlu Temuin Gue Lagi

Start from the beginning
                                    

Ronan tidak bisa bekerja dengan baik hari itu. Tidak fokus. Kepalanya pusing saat membaca beberapa email yang masuk. Ia memutuskan untuk pergi keluar karena merasa sia-sia saja berada di kantor saat dirinya tidak bisa mengerjakan apapun.

"Kalau ada yang nyari saya, bilang lagi ada urusan di luar kantor," ucap Ronan ketika melewati meja sekretarisnya.

"Baik Pak," sahut wanita itu.

Ronan keluar kantor menuju apartmennya yang terletak di kawasan Jakarta Selatan. Lelaki itu sengaja membelinya agar bisa digunakan saat ia ingin menyendiri.

Ronan tiba di unit mewah miliknya. Membuka kabinet berisi beberapa botol minuman yang kebanyakan merupakan hadiah dari rekan kerjanya. Ia mengambil satu botol minuman jenis wisky, juga meraih gelas, dan es batu di dalam kulkasnya. Lelaki itu mengambil tempat duduk di balkon. Menikmati minumanya sembari menatap langit kelabu. Sesekali gerimis turun, namun tidak bisa mengubah awan gelap di atas sana menjadi lebih cerah.

Vania Anastasya

Sayang where are you?
Kita bisa bicara bentar kan?

Aku lagi sibuk Van. Next time ya

Ronan mematikan ponselnya agar tidak ada lagi yang bisa menganggu lelaki itu. Ia hanya ingin menyendiri. Isi kepalanya terlalu riuh dan ia tidak mengerti apa yang membuatnya merasa demikian. Salmira? Mana mungkin hanya karena gadis di masa lalunya itu sementara Ronan sendiri telah memiliki kekasih. Perempuan yang selama beberapa bulan belakangan telah dipacarinya.

🌻

Salmira merapikan kertas-kertas yang berserakan di mejanya. Memutar kursi kemudian meregangkan badannya. Layar kompter di hadapannya telah padam beberapa saat yang lalu. Kemudian ia bangkit dan berlalu meninggalkan ruangan itu tanpa pamitan pada siapapun. Begitulah Salmira, ia tidak suka berbasa-basi.

Anggun yang duduk di sebelahnya dibuat berdecak. Salmira selalu seperti itu. Terkesan anti sosial. Padahal Anggun sendiri merasa akrab dengan Salmira, namun tetap saja gadis itu juga tidak berbasa-basi dengannya.

"Susah banget ya deketin dia," celetuk Bagas saat Salmira telah berlalu.

Anggun menoleh pada lelaki yang berdiri di sebelahnya itu. "Mending buang jauh-jauh mimpi lo itu," sahutnya.

"Menurut lo Salmira udah ada pacar belum, Nggun?" Tanya Bagas kemudian duduk di kursi Salmira.

"Belum sih kayanya. Tapi, yang gue lihat dia gak suka sama lo," sahut Anggun. Begitulah gadis itu. Mulutnya selalu bisa mengutarakan yang sesungguhnya ia rasakan.

"Sialan lo." Bagas bangkit dari tempat duduknya kemudian berlalu. Meninggalkan Anggun yang sedang merapikan mejanya sendirian.

Salmira berdecak saat ia menyadari payungnya tertinggal dan saat itu sedang gerimis. Ia kembali mengumpat saat melihat Bagas berjalan ke arahnya. Mau tidak mau Salmira harus menerobos gerimis tersebut daripada harus berbasa-basi dengan lelaki itu. Salmira berlari, memayungi kepalanya dengan tas ransel yang ia gunakan.

"Kan tadi pagi aku bilang kalau udah kelar kerja chat aku. Kan nomorku udah kamu simpen. Ngapain sih hujan-hujanan gini? Tadi pagi bilangnya udah bawa payung," cerocos Ronan saat berhasil mencekal tangan Salmira dan memayungi gadis itu.

Ronan menarik Salmira mendekat ke tubuhnya saat beberapa orang lewat di trotoar tempat mereka berdiri.

"Lo bau alkohol." Salmira menarik tubuhnya menjauh sembari merebut payung biru milik Ronan.

"Pulang sama aku Sal." Ronan menyusul langkah Salmira. Membiarkan tubuhnya basah.

"Gue gak mau celeka. Lo habis minum kan?"

"Aku masih sadar Sal. Gak mabuk." Ronan masih berusaha mengikuti Salmira dan membujuknya.

Gadis itu menghentikan langkahnya, kemudian berbalik membuat senyum Ronan merekah. Kemudian Salmira melempar kasar payung milik Ronan ke arah lelaki itu lalu berbalik lagi dan berlari.

Ronan lagi-lagi dibuat kaget dengan sikap Salmira. Selalu diluar prediksi. Tanpa rasa menyerah, Ronan kembali menyusul langkah gadis itu. Meski Salmira terus berlari tanpa menghiraukan panggilan dari Ronan sama sekali.

Salmira semakin membenci Ronan. Selain karena kejadian di masa lalu, kegigihan Ronan untuk mendekatinya lagi semakin membuatnya muak. Ditambah lagi lelaki itu datang padanya dengan aroma alkohol yang menyengat. Salmira benci itu. Salmira benci semua tentang Ronan.🌻

Hai semua, suka chapter ini nggak?
Sorry ya belum bisa up tiap hari seperti cerita sebelumnya. Minta doanya semoga nanti aku bisa up tiap hari lagi ya💙

Terimakasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa kasi vote dan komennya dong. Komen kalian bisa bikin aku bahagia loh 💙

See you in the next chapter

Selamanya [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now