Chapter 58 [Berlian Melody]

86 10 0
                                    

Selamat datang di chapter 58

Tinggalkan jejak dengan vote, komen atau benerin typo-typo meresahkaeun

Thanks

Happy reading everybody

Hopefully you will love this story like I do love Jayden and Melody

❤️❤️❤️

____________________________________________________

“Words are easy, like the wind; Faithful friends are hard to find.”

—William Shakespeare
____________________________________________________

—William Shakespeare____________________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Musim panas
Clifton Hampden, 1 Juni
Pukul 07.30

Belakangan ini, Jayden didampingi Pak Zafi begitu sibuk mempersiapkan sidang perdananya sampai-sampai aku tidak bisa mengunjunginya. Sidang itu sendiri merupakan sidang terbuka yang boleh dihadiri siapa pun serta akan disiarkan langsung di TV Nasional. Banyak pula media dari berbagai negara akan datang untuk meliput, sesuai janji-janji mereka di media masa. Menerangkan bahwa semua orang di muka bumi ingin tahu bagaimana kasus ini ditangani.

Semalaman aku nyaris tidak bisa tidur karena khawatir. Dan kekhawatiranku sepertinya menular ke bayiku. Karena nyaris semalam itu pula ia sibuk menendang-nendang. Membuat perutku makin tidak nyaman, makin menyulitkan mataku memejam.

Sambil mengelus-elus perut untuk menenangkannya, aku menggali sisi baiknya. Itu berarti bayiku lincah dan sehat. Oleh sebab itu, aku senantiasa memanjatkan doa agar sidang perdana serta sidang-sidang selanjutnya berjalan lancar dengan hasil hukuman seminimal mungkin bagi Jayden. Aku ingin semua baik-baik saja. Pasti sangat membahagiakan rasanya bisa membesarkan anak dengan Jayden di rumah kami.

Ketika bayi dalam perutku belum bisa tenang, aku lantas mengenakan kaus dan boxer besar milik Jayden. Tubuhku yang semkin berisi menjadikan baju suamiku tampak pas kukenakan. Tak lupa menyemprot parfum min Jayden ke baju itu, aku pun memeluk boneka Jayden-ku yang dibawakan Karina dari Jakarta.

Gumpalan kapas yang dijahit berbentuk lego putih dengan tinggi menyerupai Jayden itu bagian kepalanya terdapat tempat meletakkan foto. Aku meletakkan foto wajah close up Jayden yang tersenyum lebar dan menganggap diriku sedang memeluk Jayden untuk mengurangi kerinduan dan kegelisahan. Aku sangat ingin dipeluk Jayden sewaktu tidur. Namun, dengan muram dan tegar menyadari kalau itu mustahil.

Meskipun kegelisahan itu tidak lantas seratus persen menghilang, pagi harinya aku bangun dengan perasaan jauh lebih enteng. Aku pergi mandi lama dan berdandan sambil bersenandung. Entah kenapa selama hamil, aku tidak puas kalau hanya merias diri dengan riasan tipis. Aku harus keluar kamar dengan wangi semerbak bak pengatin dan merias diri semenor mungkin dengan gincu supertebal.

MR. MAFIA AND I [REMAKE]Where stories live. Discover now