Chapter 12 [Berlian Melody]

213 40 3
                                    

Selamat datang di chapter 12

Tinggalkan jejak dengan vote, komen atau benerin typo-typo meresahkaeun

Thanks

Happy reading everybody

Hopefully you will love this story like I do

❤️❤️❤️

____________________________________________________

“Jika kamu tidak mengganggu saudara perempuanmu tanpa alasan yang jelas dari waktu ke waktu, dia pikir kamu tidak mencintainya lagi.”

—Pearl Cleage

____________________________________________________

____________________________________________________

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Musim panas
Summertown, 15 Juni
Pukul 21.45

Rampung tur keliling rumah sakit kadoku, Jayden memberi bonus dengan tidak langsung pulang. Melainkan membelokkan mobilnya ke Old Parsonage Hotel. Seharian kami tidak keluar kamar gedung bergaya Victoria itu karena sibuk menghasilkan keringat. Kami pun memesan layanan makan malam dan sarapan di kamar. Barulah check out tadi siang.

Setibanya di rumah, Jayden izin melanjutkan tidur. Katanya ia sangat lelah sebab sehari sebelum ulang tahunku belum tidur semalaman. Itu terbukti dari dengkurannya yang agak keras. Anehnya, ia selalu berstamina penuh saat menjalankan tugas suami. Sementara ia tidur, aku pergi ke perpustakaan kampus untuk lanjut menulis hasil penelitianku.

Malamnya Jayden mengajakku ke New York untuk menemui rekan bisnisnya. Oh! Aku senang sekali. Akhirnya aku merasakan apa yang para wanita di keluarga Jakarta rasakan; tahu tentang pekerjaan suaminya. Kendati aku cukup bingung sebab kami pergi ke makam kakak dari rekan bisnis Jayden dan sama sekali tidak membahas bisnis. Lalu pria bernama Horizon Devoss itu mengundang kami hadir ke pernikahannya yang akan diadakan di akhir Juni. Kurasa itu lebih bisa disebut mengunjungi teman.

Omong-omong, setelah berhasil membuka boks kado itu, aku mengambil kado dari Daddy, Mami, dan Papa lebih dulu. “Ya ampun, tiket berpesiar kapal Royal Caribbean, Kar.”

“Pikiran mereka emang sama kayak gue, Kak Jame, Kak Bella dan Kak Brian. Sama-sama pengin lo cepet-cepet hamidun,” komentar Karina sambil cekikikan.

Kulihat ibu muda satu ini di layar ponsel. Hanya bagian kepalanya yang diperlihatkan, berlatar belakang dinding marmer krem dan lukisan abstrak warna-warni. Senyumku masam. Ingin sekali kukatakan padanya tentang rencana penundaan memiliki momongan. Namun, aku tidak tega melihat wajah berseri-seri Karina jadi redup jikalau mendengar itu.

Jadi, aku menyimpan tiket pesiar itu di laci nakas. Selanjutnya aku mengambil kado dari Karina, Kak Jameka dan Kak Bella. “Oh my God .... Persis kayak yang barusan lo bilang, Kar,” cakapku antusias.

MR. MAFIA AND I [REMAKE]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon