Chapter 41 [Berlian Melody]

69 13 16
                                    

Selamat datang di chapter 41

Tinggalkan jejak dengan vote, komen atau benerin typo-typo meresahkaeun

Thanks

Happy reading everybody

Hopefully you will love this story like I do love Jayden and Melody

❤️❤️❤️

____________________________________________________

“Everything grows rounder and wider and weirder, and I sit here in the middle of it all and wonder who in the world you will turn out to be.”

Carrie Fisher
____________________________________________________

—Carrie Fisher____________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim gugur
Britania Raya, 21 Oktober
Pukul 07.10

Gejolak perut seolah-olah diaduk-aduk memerintahku agar segera bangun. Tanpa melihat samping ranjang dan tanpa menghiraukan sandal rumah, aku buru-buru menyingkap selimut seraya menendangnya samping. Lalu secepat yang kubisa menggerakkan kedua kaki menuju kamar mandi dan mengeluarkan isi perut ke closet sambil memegangi rambut agar tidak terkena muntahan.

“Oh ... God ....”

Begitu selesai, tanganku menekan tombol guyur. Secara perlahan tubuhku terperenyak hingga duduk bersandar di closet yang sudah kututup.  Tanganku merangkak ke pelipis untuk mengusap peluh yang bergelinciran di sana. Dalam waktu bersamaan, otakku berkelana mengingat kembali makanan-makanan yang kumakan kemarin. Aku khawatir, jangan-jangan alergi sesuatu sampai muntah-muntah seperti ini.

Aku mengabsen makanan dari sarapan. Aku makan nasi goreng dan telur mata sapi bersama Jayden. Kami lantas minum air mineral serta jus tomat dan wortel murni—tanpa air dan tanpa gula—sebagai booster vitamin A. Juga susu tinggi protein dan rendah lemak dari Heaven Field hasil perburuan koki kami di supermarket.

Tidak ada yang salah dengan makanan atau minuman itu.

Siangnya, koki kami memasakannku beef wellington sesuai permintaanku. Entah kenapa aku begitu menginginkannya kemarin seolah-olah belum pernah memakan makanan tersebut. Padahal aku sering memakannya sejak tinggal di sini bertahun-tahun lalu. Aku juga minum air mineral dalam takaran normal sesudahnya.

Tidak ada yang salah juga dengan makanan atau minuman itu.

Malamnya, Jayden memasakkanku sate kambing bumbu kacang yang tiba-tiba terlintas di kepalaku kala itu. Sayangnya, setelah matang aku merasa makan sate merupakan ide terburuk karena bau kambingnya begitu menyengat. Satu suap makanan tinggi protein itu tertelan ke tenggorokanku, aku kontan mual. Untungnya tidak sampai mengeluarkan isi perut. Dan aku memaksaan diri menghabiskannya.

MR. MAFIA AND I [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang