SII - XXXVIII - Ketidakterkaitan

19 3 0
                                    

Kotor, menjijikkan. Seluruh tubuhku kotor dan bau amis. Aku mengernyit, menghidu bau yang mengobrak-abrik lambungku, ini lebih parah dari bau amis ikan. Ada sebuah cermin di dinding, cermin antik yang paling bersinar di ruangan gelap tempatku berdiri saat ini. Aku melangkah ke arahnya, kemudian mengernyit saat kecipak air tercipta dari langkah yang kuambil. Genangan apa ini? Ruangannya gelap, irisku tidak dapat menyesuaikan dengan kegelapan. Semuanya gelap.

"Alison?"

Sontak aku menoleh, mencari sumber suara, suara bariton berat yang familiar.

"Rupanya benar Alison."

Mataku membola, itu Shane, berdiri di sana dengan kemejanya yang berantakan dan penuh bercak. Di balik punggungnya muncul seseorang, rambutnya pirang, bibirnya mengukir senyuman.

Shane melepaskan cengkeraman pada sesuatu di tangannya, werewolf yang terkulai jatuh ke lantai tanpa pergerakan. Aku mundur, waswas. Laki-laki itu mengangkat alis dan menyeringai.

"Senang bertemu denganmu, Blyhte Alison."

Mataku terbuka lebar. Aku bergegas duduk bersandar pada dinding dan mengusap rambut, napasku tidak beraturan. Hanya mimpi, rupanya itu semua tidak nyata.

Dering ponsel membuatku terkejut, tampilan layar itu menunjukkan nama Rodney. Ada apa pagi-pagi dia meneleponku? Tunggu, pagi?

Aku bergegas turun dari ranjang, menyibak gorden dan melongok menatap langit. Ini sudah siang.

"Ada apa?" tanyaku begitu menekan tombol hijau. "Rodney, aku baru ...."

"Blyhte?"

Mimpi itu, Shane tidak lebih dari bunga tidurku. Tidak perlu membuat Rodney khawatir karenanya. "Aku baru saja bangun."

"Kau ingat Cael?"

Ponsel itu kuletakkan di atas meja, selagi aku menutup gorden dan berkaca. Ada yang panas di leherku. "Antek-antek Ned, sulit melupakannya." Ada sebuah goresan merah di sana, melintang sepanjang jari manis. Mungkin aku menggaruk terlalu keras saat tidur.

"Dia mengirim pesan padaku, katanya dia ingin menemuimu. Ada apa?"

Aku mengernyit. Informasi itu saja kudapatkan darinya, bagaimana aku bisa tahu apa maksud Cael? Aku tidak pernah berhubungan dengan Cael. "Kenapa tidak menanyakannya padanya?"

"Cael hanya mengirimiku alamat dan tidak membalas pesanku, Blyhte. Katanya, 'bila memang ingin tahu, datanglah ke alamat yang kukirimkan. Ada yang harus dia ketahui'."

Cael dengan sikap kemisteriusannya. Aku cukup terkesima dengan sikapnya yang baru kuketahui. Aku tidak tertarik. "Abaikan saja."

"Dia membalas!"

Suara Rodney terdengar terkejut. Aku menatap ponsel. Benda itu kemudian mengeluarkan suara Rodney yang terdengar penasaran.

"Apa ini? Katanya dia memimpikanmu?"

Aku bergeming, menatap kaca di depanku. "Temui aku di depan toko burger Charlotte Rd, Rodney." Pintu lemari kubuka lebar, menarik sebuah jaket dan beberapa pakaian sebelum masuk ke kamar mandi. Aku cukup yakin, Cael tahu sesuatu. Kalau tidak, dia tidak mungkin mau susah-susah menghubunginya lewat Rodney saat dia tidak memiliki nomor teleponku.

Aku bergegas turun ke bawah, menyambar kunci mobil dan mengendarainya meluncur di jalan Charlotte. Rodney tiba beberapa saat setelah aku sampai di seberang toko burger, dia menurunkan kaca jendela dan memandangku kebingungan.

"Ada yang ingin kau katakan padaku?" tanyanya.

"Di mana?" tanyaku, melihatnya kebingungan, aku melanjutkan, "alamat Cael. Kita harus segera sampai di sana."

Hunting the Werewolf [On Going]Where stories live. Discover now