VI - Bertentangan

122 14 0
                                    

"Maaf, aku mendengar monologmu saat lewat tadi. Topiknya cukup menarik, jadi aku mendekat kemari." Laki-laki alis tebal itu duduk meluruskan kedua kaki.

Berada di satu fakultas yang sama denganku dan Rodney, Shane, laki-laki periang yang mengenakan kaus hitam dan celana pendek berwarna cokelat muda. Netra matanya bagai tinta hitam pekat, titik-titik berwarna cokelat tersebar di tulang pipi dan melewati hidung.

Bukan hal aneh jika Shane berbicara akrab dengan perempuan, karena dia cukup terkenal di antara para perempuan Universitas Birmingham. Hal yang terlihat aneh adalah ketika laki-laki ini tiba-tiba mencoba membangun komunikasi dan duduk di sampingku, suatu hal yang belum pernah dilakukannya selama ini.

"Blyhte?"

Aku berkedip, memasang wajah sesantai mungkin walau pikiranku berkecamuk. Kemudian segera menutup buku catatan yang terbuka lebar.

"Bagaimana menurutmu? Mengenai makhluk itu, werewolf," tanya Shane, terlihat antusias. Dia melipat kaki dan merangkulnya dengan kedua lengan.

"Mereka luar biasa."

Shane mengangguk-angguk. "Benar, bukan?" Laki-laki itu mengembuskan napas dengan bibir merengut. "Seandainya aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengan werewolf. Aku benar-benar ingin membuktikan bahwa mereka ada!" ujarnya menggebu-gebu. Shane berbisik, "kau tahu? Seseorang mengaku pernah melihatnya di area pemakaman prajurit Jerman distrik Cannock Chase."

Aku merogoh tas saat dering ponsel terdengar, mendapati nama Rodney sebagai pengirim pesan, kumasukkan buku catatan beserta pena ke dalam ransel. "I'm sorry, Shane. Aku harus pergi sekarang." Selesai dengan urusan mengemas barang, aku bergegas berdiri. Akan tetapi, apa yang dikatakan Shane sungguh mengguncangku yang bimbang mengenai keputusan untuk perburuan tiga minggu kemudian.

"Bagaimana lagi, meskipun ingin, aku tidak beruntung untuk memiliki kesempatan bertemu werewolf. Mungkin memang benar, bahwa werewolf hanya mitos belaka." Shane tertawa, "Kalau aku bersikeras mengatakan werewolf nyata, aku mungkin akan dianggap gila."

Aku yakin bahwa Shane tidak gila dan werewolf benar-benar nyata.

Setelah mendapat pesan kiriman Rodney beberapa saat lalu yang menyatakan bahwa tidak lama lagi urusannya dengan Profesor Elsdon akan segerai usai, kuputuskan berjalan mendekat ke arah gedung utama agar laki-laki itu tidak kebingungan mencariku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah mendapat pesan kiriman Rodney beberapa saat lalu yang menyatakan bahwa tidak lama lagi urusannya dengan Profesor Elsdon akan segerai usai, kuputuskan berjalan mendekat ke arah gedung utama agar laki-laki itu tidak kebingungan mencariku.

Ketika aku sampai, Rodney baru saja keluar dari sana dengan sibuk mengamati bagian dalam tas yang terbuka sembari berjalan.

"Blyhte!" ujarnya begitu mendongak dan sadar mengenai keberadaanku. Dia bergegas berlari menuruni tangga setelah menutup resleting tas, "maaf. Mau makan sebelum pulang?"

Aku mengangguk dan kami berjalan menuju mobil Rodney yang terparkir di halaman parkir universitas. Rodney tampak senang, dia membicarakan banyak hal yang berhubungan dengan urusannya bersama profesor beberapa saat lalu. Laki-laki itu menggandeng tanganku, mengayunkannya seolah kami baru saja berkunjung ke sebuah taman bermain dan naik sebuah wahana yang menyenangkan.

Hunting the Werewolf [On Going]Where stories live. Discover now