XVI - Akankah Kau Ikut?

69 12 1
                                    

Beritanya memang benar-benar ada. Mengenai apa yang dikatakan Shane, artikel yang memuat penampakan werewolf di area pemakaman prajurit Jerman daerah Cannock Chase. Itu artinya, dia tidak berbohong.

Glenda berkata bahwa aku tidak boleh kembali masuk ke dalam hutan Cannock Chase. Dia juga pernah mengatakan dengan jelas kalau aku memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh 'dia' dan diinginkan oleh 'mereka'. Jemariku menekuk satu per satu bergiliran. Ada berapa banyak hal milikku yang diinginkan orang lain? Salah satu sepupu jauh pernah menunjukkan kalau dia menginginkan koleksi bukuku, Rodney mengatakan rambut cokelat keemasanku terlihat menakjubkan -aku penasaran apa dia juga menginginkan rambut keemasan atau hanya sekadar memuji-, Ned berulang kali menegaskan kalau dia ingin memilikiku -tidak secara spesifik menyebutkan bagian mana yang disukainya-.

Menghabiskan waktu di dunia maya, aku menelusuri artikel-artikel yang ada. Salah satu yang dimuat di negara Asia -setelah kuterjemahkan- menyebutkan bahwa Cannock Chase diduga sebagai tempat kemunculan werewolf. Teringat sesuatu, aku meraih ponsel dan mengirim pesan pada Shane. Mungkin dia tahu beberapa hal, itu akan sangat membantu.

 Mungkin dia tahu beberapa hal, itu akan sangat membantu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau datang lebih cepat dariku, Blyhte." Shane menarik kursi, setelannya santai dengan topi hitam.

Aku menjabat tangannya. Ini kali pertama bagiku bertemu dengan Shane di luar jam kuliah dan tanpa Rodney.

"Di mana Rodney? Dia tidak ikut? Tidak seperti biasanya." Shane mengunyah permen karet, meniup, kemudian mengunyahnya kembali.

"Bagaimana menurutmu mengenaiku?" tanyaku, mengabaikan pertanyaan Shane.

Alisnya naik dan Shane tersenyum. "Tiba-tiba?" Dia menopang dagu dengan tangan di atas meja. "Menarik, cukup berani, kau juga cantik -seperti yang selalu dikatakan Ned- tentu saja."

Mataku memicing. Lagi-lagi jawaban normal. Aku butuh lebih. Ada banyak hal yang perlu kukorek lebih dalam dari Shane, dia sepertinya juga memiliki ketertarikan pada keberadaan makhluk yang diragukan. Informasi pada internet terbatas, tetapi apa yang kucari tidak hanya harus didapatkan dari dunia maya. "Kalau kau tidak keberatan. Beri tahu aku segalanya yang kau ketahui."

"Apa yang kudapat dengan memberitahumu, Blyhte Alison?" tanya Shane, menyeringai.

Aku mengangkat dagu, berbisik, "kau bisa menganggap bahwa ini biaya agar aku diam dan tidak melaporkanmu pada polisi karena menyelundupkan senjata ilegal ke dalam Britania Raya."

Shane terbahak, menarik perhatian pengunjung cafe. "Itu artinya ... Rodney juga akan terseret, bukankah aku benar?" Dia ikut berbisik. Badannya kini bersandar pada kursi. "Baiklah, kuberitahu. Lagipula tidak ada ruginya. Nah, bagian mana yang kau ingin tahu lebih dahulu?"

"Bisakah membedakan antara manusia dengan werewolf?" tanyaku masih dengan berbisik. Kami mungkin terlihat seperti tengah membicarakan sesuatu yang ilegal di tengah-tengah publik.

"Under the moonlight." Shane menatapku, sorot mata jahilnya masih ada. Namun, aku yakin dia tidak tengah bercanda. "Sinar bulan berpengaruh pada kaum Lycanthrope -kau mengenalnya dengan sebutan werewolf-. Mereka akan berubah dari manusia menjadi seekor serigala besar. Lebih liar dan lebih kuat ketika bulan bersinar terang, bulan purnama."

"Dan jika tidak ada sinar bulan? Bagaimana jika di pagi hari?" tanyaku.

"Mereka tetap bisa berubah walaupun di siang hari. Werewolf bukan es batu yang akan mencair jika diletakkan di suhu panas dan tetap membeku di suhu dingin," jelas Shane. Dia melirikku, lalu kembali tersenyum jahil. "Tidakkah kau penasaran dengan cara apa menaklukkan mereka yang buas?"

Aku tak menjawabnya. Cordelia selalu mengisi senapan dengan peluru perak dan aku mulai bertanya-tanya dalam hati apakah peluru biasa tidak berlaku bagi bangsa Lycanthrope yang disebutkan Shane.

Shane menatap luar jendela kaca. "Tembakkan peluru perak ... pada jantung mereka." Dia menceletuk, "Omong-omong, Blyhte, aku mengirimkan tawaran di grup jurusan, berkemah tiga hari di hutan Wolverhampton saat musim semi nanti, Cannock Chase, area kemah dan kegiatan outdoor. Kau mau ikut?"

Liburan musim dingin usai tiga hari lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Liburan musim dingin usai tiga hari lalu. Mata kuliah hari ini cukup membosankan, tetapi bagi Rodney yang menghargai segala usaha Profesor Elsdon dalam mengajar materi, detik demi detik bergulir bagai emas yang sangat disayangkan jika terbuang sia-sia.

Ned terlihat telah menguap untuk kesekian kali, sedangkan Cael mencorat-coret bukunya. Aku sendiri bersandar pada kursi. Glenda sepertinya harus bertanggung jawab pada setiap pelajaran yang tidak masuk ke dalam otakku karena terlalu penasaran memikirkan hal-hal tersirat dari ucapannya.

"Cukup untuk hari ini. Hanya ingin mengingatkan, jaga kesehatan kalian karena musim dingin belum berakhir dan kerjakan tugas tanpa menunda!" Kata-kata Profesor Elsdon ditanggapi dengan dua kubu, satu sisi sangat bersemangat dan sisi lain dengan lemas menjawab dan sangat lambat layaknya kukang.

Aku berjalan di koridor berdampingan dengan Rodney, kali ini profesor tidak memanggilnya untuk melakukan hal-hal penting hingga sepele, maka dari itu Rodney bebas keluar ruangan bersama denganku dan yang lain.

Januari tidak disinari mentari. Kungkungan hawa dingin merambati tulang, mengantarkan sensasi menggigil terutama pada mereka yang tidak berdamai dengannya seperti Rodney.

Dia bergidik saat angin lembut menyentuh lehernya yang terbuka, sontak menutup rapat leher dan semakin mempercepat langkah menuju tempat parkir kendaraan. Rodney masuk secepat mungkin ke dalam mobil, menyalakan penghangat. Ketika aku hendak menyusulnya masuk, seseorang berulang kali memanggilku.

Ned di sana, berlari sekuat tenaga, dan tersengal. "Katakan padaku ... kau ... akan ... ikut."

"Ikut apa?" tanya Rodney.

"Kemah jurusan saat musim semi," jawab Ned singkat setelah berhasil menormalkan napasnya dan dia kembali menatapku. "Aku tidak akan ikut jika kau tidak."

Rodney terang-terangan menunjukkan ekspresi tidak suka pada Ned ketika aku meliriknya. Selalu demikian, tapi kali ini tangannya tidak mengepal.

Aku mengedikkan bahu, melebarkan pintu mobil Rodney agar aku dapat masuk dengan mudah ke dalamnya. "Masih kupertimbangkan."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hunting the Werewolf [On Going]Where stories live. Discover now