SCGF II 51

49.7K 4K 143
                                    

SELAMAT MEMBACA!

Suara azan subuh berkumandang menggema di kawasan pesantren. Semua santri berbondong-bondong untuk segera ke mesjid. Anak Alaskar juga sudah berada di mesjid. Gus Fahri dan Aqilah bersiap-siap untuk menunaikan ibadah salat Subuh. 

Setelah salat subuh Aqilah turun kebawah untuk membantu umi Salma bersih-bersih rumah. Di bawah, ada mba Hanum yang sedang memasak untuk sarapan pagi ini. Aqilah mengambil sapu untuk menyapu lantai bawah, di ruang tamu dan ruang keluarga.

"Apa yang kamu lakukan, nak? Kamu seharusnya duduk saja dan jangan melakukan pekerjaan yang berat-berat" Tegur Umi Salma, saat keluar dari kamar dan melihat menantunya sedang menyapu.

Aqilah hanya menyengir "Maaf, Umi. Aku juga bosen kalau nggak nagapa-ngapain, hehe" 

"Umi diem-diem aja ya, jangan kasi tau a'a. Kalau a'a tau pasti aku di marahin." Ucap Aqilah dan menyimpan kembali sapunya. Umi Salma menanggapi dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap menantunya.

Semua makanan sudah tertata rapi di atas meja. Ada nasi goreng dan beberapa makanan berat. Gus Fahri baru saja turun dan juga kyai Abdullah yang baru saja keluar dari kamarnya. Mereka mulai menyantap makanannya. 

Disela-sela maknannya, Kyai Abdullah menatap anak dan menantunya sangat bahagia. Gus Fahri telah memberitahu Kyai Abdullah bahwa ia sudah jujur kepada istrinya, kyai Abdullah yang mendengar itu sangat senang dan sekarang ia menatap wajah menantunya yang sepertinya bahagia.

"Pagi ini adalah jadwal kita untuk kerumah sakit, sayang" Ucap Gus Fahri sambil mengusap lembut perut istrinya.

Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. Selesai makan tadi, Kyai Abdullah langsung keluar bersama gus Hanif untuk melihat pembangunan yang ada di pesantren.

Aqilah mengangguk sambil tersenyum "Iya a'. Hari ini adalah jadwal aku periksa. Aku kira a'a sudah lupa jadwal periksa aku" kata Aqilah mendongak sambil tersenyum menatap suaminya.

"A'a tidak akan pernah lupa, sayang" setelah mengucapkan itu, Gus Fahri langsung saja menghujami ciuman di setiap inci wajah istrinya.

"A'a!" bisik Aqilah sambil mencubit perut kotak-kotak milik suaminya.

"Awshh...sayang sakitt" Ucap gus Fahri mengusap pelan bekas cubitan istrinya. Sudah lama istrinya tidak mencubitnya seperti ini namun ternyata cubitan istrinya malah semakin sakit.

"Malu a'. Ada umi loh lagi duduk sama kita"

"Iya sayang, maaf. Tapi perut aku juga sakit" adu gus Fahri dengan mata yang sudah berkaca-kaca. 

Mendengar itu Aqilah langsung menyingkap sedikit baju kaos suaminya hingga perut kotak-kotaknya terlihat. Memang bekas cubitannya sangat merah, padahal Aqilah mencubitnya dengan pelan tapi kenapa bisa sampai memerah seperti ini.

"Maafin aku ya a'. Aku ga tau kalau itu sakit terus sampai merah kayak gitu" Aqilah merasa bersalah, ia mengusap nak turun bekas cubitannya.

Gus Fahri tersenyum kemenangan "Ini dulu, baru a'a maafin" ucapnya sambil menunjuk pipi  sebelah kanannya. 

Cup!

Aqilah langsung saja mencium kedua pipi suaminya, hal itu membuat wajah mereka berdua memerah akibat ulah mereka sendiri.

"Abi kemana ya kok belum pulang." sindir umi salma sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya.

***

"MORNING BU BOS!" Sapa hangat para anggota Alaskar yang sudah standby di atas motornya.

Aqilah hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman tipis di bibirnya.

Setulus Cinta Gus Fahri [ END ]Where stories live. Discover now