SCGF II 55

70.6K 6.7K 1.6K
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️

_

"Ri bangun!!"

"Bangun, Ri!!" bentak gus Agam.

Gus Agam mengguncang kuat tubuh gus Fahri, namun tidak ada sahutan dari laki-laki itu. Gus Fahri memejamkan matanya dengan sangat damai. Zein mematung di tempat dengan air mata yang mulai keluar.

"Ga! ini nggak mungkin!!" Teriak Zein. Ia terduduk tepat di samping gus Fahri dengan rambut yang sudah acak-acakan.

"Lo harus bangun! mana janji lo?!" Teriak Zein.

Wajah Gus Fahri semakin pucat karena kehilangan banyak darah.

"Nggak ada waktu lagi, kita harus bawa dia ke rumah sakit" perintah gus Agam.

Tidak sampai lima menit mobil ambulance datang. Gus Fahri segera dibawa ke mobil ambulance dengan ditemani oleh gus Agam dan juga Zein.

RUMAH SAKIT

Sesampai di rumah sakit Aqilah langsung di bawah ke ugd untuk ditangani oleh dokter. Dokter Shinta masuk kedalam ruangan dan mulai menangani Aqilah dan dibantu oleh beberapa suster lainnya.

"Ini sudah pembukaan yang kedelapan. Ibu harus bertahan, jangan sampai ibu pingsan" pesan dokter Shinta.

Wajah Aqilah semakin pucat karena merasakan sakit yang luar biasa. Ia sudah sampai di rumah sakit namun suaminya masih belum saja kembali. Ia sangat takut jika terjadi sesuatu kepada suaminya.

"Panggilkan suamiku..." Mohon Aqilah kepada dokter Shinta.

Dokter Shinta mengangguk lalu keluar dari ruangan. Dokter Shinta kebingungan saat keluar dari ruangan pasalnya tidak ada suami Aqilah.

"Pasien ingin bertemu dengan suaminya" Ucap dokter Shinta.

"Mungkin masih dalam perjalan, dokter. Bagaimana keadaan menantuku?" Tanya Umi Salma.

"Pasien sudah pembukaan kedelapan, kita hanya perlu menunggu kontraksi selanjutnya. Selanjutnya pasien akan segera dipindahkan keruang bersalin" jawab dokter Shinta lalu kembali masuk.

"Nggak ada kabar sama sekali, apa kita susul aja?"Saran Abian.

"Jangan. Kita harus tetap tunggu di sini" cegah Shaka.

Farzan maju dan berdiri di depan Shaka "Tapi apa yang di bilang sama Abian ada benarnya juga, Shak" imbuh Farzan.

"Gue tau, tapi anak-anak juga pasti udah sampai di sana. Kita di sini atas perintah dari ketua untuk menjaga istrinya agar tetap aman" Bantah Shaka.

Ting!

Zein

Keruangan ugd dua dekat pintuk masuk

Darurat!

Setelah melihat pesan yang baru saja dikirimkan oleh Zein, Abian langsung menarik teman-temannya dan memperlihatkan pesan yang dikirim oleh Zein.

"Gawat" batin Shaka.

Tanpa pikir panjang mereka semua langsung pergi ke ruang ugd dua di rumah sakit itu. Umi Salma dan kyai Abdullah tetap menjaga di luar.

"Bos ga papa kan?" Tanya Abian saat sampai di depan ruang ugd.

"Dia masih dalam penanganan dokter, dia habis kena tembak dan pastinya kekurangan banyak darah" jawab Gus Agam.

"Brengsek!!" Farzan meninju keras dinding rumah sakit.

"Gue juga bilang apa, seharusnya kita nggak boleh ninggalin kalian!" Teriak Farzan dan menjambak rambutnya dengan kencang dan menimbulkan perih.

Setulus Cinta Gus Fahri [ END ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat