SCGF || 17

110K 8.5K 372
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

-

Happy Reading

-

🌻

Dua hari kemudian...

Sudah tiba waktunya pelaksanaan lomba antara pondok pesantren. Banyak santri yang berkumpul dari pesantren pesantren ternama di Indonesia. Bukan hanya itu, bahkan banyak kalangan santriwati yang memakai cadar. Untuk para peserta lomba sudah berada di tempat mereka masing-masing. Sebagian ada yang duduk di pinggir lapangan utama.

Sementara santri laki laki dari pesantren Baitul ikhlas, ada sebagian yang dikamar untuk beristirahat. Sebagian ada yang tertidur dan ada yang memperlancar hafalannya di masjid.

Sebuah panggung yang lumayan cukup besar di lapangan utama, berdiri kokoh untuk dipakai acara lomba nanti. Bukan hanya di lapangan utama, di aula atau lebih sering di sebut ruang serbaguna dijadikan tempat untuk ajang lomba itu. Para juri telah berkumpul di tengah lapangan.

"Putramu sudah besar ya, mungkin sudah waktunya untuk menikah" ujar kyai Yazid.

Hari ini kyai Yazid membawa seorang wanita yang beridiri disampingnya, wanita itu memakai cadar dengan gamis warna kuning di badannya.

Kyai Abdullah tertawa "Memang sudah waktunya"

Kyai Yazid beralih menatap Gus Fahri "Bagaimana kalau kita jodohkan anakmu dengan Putri tunggal ku?"

Deg!

"Saya tidak bisa. Sudah ada wanita yang sangat saya  cintai di dalam hati saya, dan pastinya tidak akan ada yang bisa menggantikannya" Tegas Gus Fahri.

"Putramu lumayan bijak, Abdullah " kyai Yazid tertawa kecil. Kyai Abdullah hanya tersenyum tak menjawab.

"Jika kamu memiliki istri, bukankah bisa diadakan nya poligami? Istrimu sudah pasti sangat mengizinkan nya apalagi jaminannya adalah surga"

Gus Fahri mengepal kuat tangannya "Poligami dalam Islam memang diperbolehkan. Tetapi...Saya tidak akan melakukan itu. Saya tidak akan pernah megnyakiti hati wanita yang sangat saya cintai. Dan Saya menikah sekali seumur hidup!" tegas Gus Fahri lalu duduk ditempat nya.

Kyai Yazid tersenyum tipis lalu duduk ditempatnya lalu disusul oleh putrinya di sampingnya.

"Aisyah. Jika kamu lelah duduk disini, kamu bisa berkeliling sebentar mengitari pondok ini" terang kyai  Yazid kepada putrinya.

"Iya, Abi" Aisyah melirik sekilas Gus Fahri yang sangat jauh darinya. Wanita itu tersenyum manis dibalik cadarnya.

Kini lomba sudah di mulai. Mc memanggil satu persatu peserta lomba dengan berurutan. Banyak tepuk tangan meriah oleh para santri.

"Peserta berikutnya, Arasya dari pondok pesantren Baitul ikhlas"

Ara naik keatas panggung. Banyak tepuk tangan meriah dari kalangan santri putra yang tidak tau dari pondok pesantren mana saja. Suara Ara sangat merdu dan lembut.

Dari kejauhan, Aqilah beserta dengan teman temannya sedang di bawa pohon tempat mereka duduk. Ia tersenyum sambil meneriaki semangat untuk Ara.

"Masyaallah banget suaranya" ujar Syifa.

Aqilah memandang takjub kepada Ara yang berstatus sebagai adik iparnya itu. 

"Fahri. Santrimu yang disana sangat cantik" ucap Gus Maulana yang duduk di samping Gus Fahri lalu  menatap orang yang ia maksud. Sontak Gus Fahri menatap Arah pandang Gus Maulana.

Setulus Cinta Gus Fahri [ END ]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant