#19-ALUNA NABILA-

2 0 0
                                    

-HAPPY READING-
***

Dikeluarga yang dipimpin oleh Langit Biru Kamandanu melakukan aktivitas seperti biasanya. Si bapak kepala keluarga yang sedang ngopi didepan rumah sembari membaca koran dengan santai. Si ibu yang sedang asyik memasak didapur dengan alunan rock.

Langit menaruh koran yang dia baca ke meja, Pandangannya teralihkan pada sepiring kue kering yang dibuat istrinya, Senja

"Ceelah, enak banget udah ada kopi bini perhatian pol bikinin gue Kue," gumam Langit seraya mengambil sebuah kue kering yang dibuat oleh istri tercinta.

Dari tampangnya kue ini menyakinkan, pasti rasanya tak kalah enak. Apalagi cita rasa lembut yang memasuki lidah, renyah jika digigit.

Saat kue memasuki mulut, Langit mencoba menggigitnya, bayangan tentang kue kering buyar seketika. Ekspetasi tak sesuai dengan realita ternyata, dia terbuktikannya sekarang.

Jangan terlalu berharap pada manusia itu sih pelajaran yang Langit dapatkan.

"Ini kue apaan jir, keras banget kaya batu." Langit mengangkat kue ke depan mukanya dan mengamatinya.

"Senja salah masukin bahan apa gimana ya?" ucap Langit bingung.

Jika tidak dihabiskan, Senja akan marah dan pastinya Langit yang akan jadi samsaknya. Kalau dihabiskan, mungkin giginya tidak aman.

Aha...
Langit punya ide,"Pinter bat lo Ngit, pantesan Senja klepek-klepek sama lo." Langit berdiri membenahi sarungnya, membawa sepiring kue kedalam rumah.

Langit celingak-celingkuk, aman Senja sudah selesai memasak.

Langit meletakkan sepiring kue di atas meja dapur, kemudian dia berinisiatif mengambil blender untuk menghancurkan kue agar menjadi halus, jika sudah halus dia akan lebih mudah memakannya.

"Oke, tinggal masukin ini ke sini. Tenang Ngit lo jatah lo tetep aman santosa." Langit memasukan kue ke blenderan, kemudian menyalakannya.

Ting....
Prang...

Kue-kue yang ada diblender berterbangan mengenai seisi dapur. Langit yang melihat situasi itu berlindung dibawah meja.

Satu yang ada diotak langit sekarang, Senja pasti tidak akan memberikan jatah selama waktu yang tidak ditentukan. Haduh, bagaimana ini ?

Wajah Langit khawatir,"Anjir, gimana ini, hancur dapur Senja. Gue mesti gimana? Jatah, jatah gue aish... Gue nggak bisa,"gumam Langit.

" Eh, bagus dong gue bisa dapet cewek muda diluar sana. Wih, enak pasti," seru Langit dengan wajah bahagia.

Langit keluar dari persembunyiannya, " Aman nggak ada kue yang mencelat ke gue."

Langit berjalan dengan angkuh tapi naas kue kering terakhir mengenai jidatnya yang terpapang lebar.

"Aduh, jidat gue. Anjing lo, gue geprek lo ya. Bangsat jidat gue jadi benjolkan." Langit menusap-usap jidatnya yang benjol.

"Asu, bangke jidat gue yang semlehot jadi kaya gini. Gimana kalo Senja ilfil sama gue gara-gara ini, terus berpaling ke Samudra. Nggak, pokoknya nggak bisa dibiarin, kalo sampek itu terjadi, gue bikin Senja bunting lagi."

Langit mematikan blender yang sudah tak bagus lagi, tutupnya hilang entah kemana, kaca dibadannya pun sudah rusak. Langit beralih mengambil kue yang mengenai jidatnya.

ALUNA NABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang