#16-ALUNA NABILA-

1 0 0
                                    

-HAPPY READING-
***

Seperti biasa, Aluna terlambat berangkat sekolah. Aluna dan terlambat seperti satu kesatuan yang tak terpisahkan. Namun, kali ini dirinya tak sendirian. Ada seseorang yang ternyata terlambat juga, Abian Cakrawala Kamandanu orangnya.

Pukul 08.30 WIB

Aluna sampai disekolah, tapi gerbang sudah ditutup. Aluna melihat sekitar lalu berjalan mengendap-endap menuju gerbang, melihat melalui celah gerbang ternyata satpam yang bertugas hari ini bukan Pak Adi. Gagal sudah dirinya masuk melalui gerbang depan. Aluna harus cepat pergi dari sini sebelum Pak Supri melihatnya. Bisa bahaya, dirinya terlalu banyak masuk BK.

Huft... Tidak papa, jika gerbang depan terkunci dirinya masih bisa lewat pintu belakang kan. Ide bagus sekali.
Aluna bergegas menuju pintu belakang, untung mobilnya sudah dititipkan diwarung depan. Langkah Aluna terhenti dengan teriakan seseorang.

"Na, lo telat juga," teriak Abian yang sudah keluar dari mobil, lalu berjalan menghampiri Aluna.

Aluna panik, dia meletakkan telunjuk didepan mulutnya dengan mimik wajah yang sangat aneh. Aluna mengisyaratkan Abian untuk diam. Abian menyernyitkan alisnya, dirinya bingung dengan tingkah Aluna.

"Kenapa?"

Aluna menepuk dahinya, bodoh sekali... Bodoh...
Bisa ketahuan kalau begini, Aluna menatap was-was kearah gerbang,  ternyata Pak Supri membuka gerbang. Dapat dipastikan Aluna hari ini tidak aman.

Naas,
Pak Supri melihat mereka, Aish... dasar Abian. Rencananya gagal sudah, kenapa dirinya tidak langsung lari saja saat Abian memanggilnya?

Nasi sudah menjadi bubur, Pak Supri menghampiri mereka," Cepat masuk kedalam! Langsung ke BK, bapak capek lama-lama ngadepin kamu dek Nabila, anak baru juga ikut-ikutan telat. Mau jadi apa kalian ini." Pak Supri menggiring mereka masuk kedalam.

Aluna cemberut, " ya jadi orang pak, mau jadi apa lagi,"celetup Aluna.

Pak Supri geleng-geleng kepala, ada aja tingkahnya. Untung dirinya tidak menjadi guru disini, bisa gila lama lama apalagi mengadapi kenakalan duo curut, Aluna dan Tasya.

" Mobil saya gimana pak?" tanya Abian dengan polosnya.

" Ya dimasukkan dong mas."Abian mengangguk.

Disini sekarang, di ruang kesayangan Aluna. Ruang Bimbingan Konseling.

Aluna menatap Pak Tarjo yang menatap mereka dengan tajam, khususnya saat menatap Aluna. Jika digambarkan akan bertambah dengan api yang berkobar-kobar.

Aluna menoleh ke sampingnya, dimana Abian duduk. Aluna menatap Abian yang duduk dengan tenang ditambah wajah datar. Abian sedang bermain HP dengan kepala yang menyandar pada sofa.

"Aluna Nabila."

"Sudah berapa kali kamu terlambat?"

" Kamu juga anak baru ikut-ikutan." Abian yang terpanggipun menatap Pak Parjo sebentar lalu fokus pada HP dengan logo apel kerowak ditangannya.

Pak Tarjo berkata dengan penuh penekanan. Aluna menatap Pak Tarjo gugup. Jangan sampai dia melaporkan ini, bisa gaswat hidup Aluna.

" e-em... Nggak tahu pak, nggak sempet ngitung,"jawab Aluna dengan gugup m. Aluna juga tak ingat berapa kali dirinya terlambat. Mungkin saking banyaknya, dia lupa.

Pak Tarjo berdecak," Liat, dimana lagi bapak tulis  poin pelanggaran kamu. Sudah berapa kali bapak bilang, datang kesekolah itu tepat waktu. Sekolah ini bukan milik nenek moyang kamu, yang seenak jidatnya masuk sekolah sesuka hati kamu." Pak Tarjo memperlihatkan buku kecil dengan nama Aluna Nabila didepannya yang penuh dengan coretan berwarna merah.

ALUNA NABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang