#17-ALUNA NABILA-

3 0 0
                                    

-HAPPY READING-
***

Suasana begitu hening dan sepi. Coretan jingga tersebar dilangit. Satu kata yang menggambarkan, Indah. Tapi tak seindah tempat ini.

Benar-benar hening, suara jangkrik pun enggan berbunyi. Deru angin berhembus sedikit kencang dari biasanya.

Aluna merangkul dirinya agar tidak kedinginan, terus berjalan melewati gundukan-gundukan yang berjajar.

Aluna mengedarkan pandangannya, dirinya tak sendiri disini, banyak orang orang yang terbelenggu bumi, terjerat dan tak bisa kembali. Mereka berteman dengan rayap dan serangga kecil yang menggerogoti. Mereka yang disini adalah mereka yang kuat bertahan di bumi.

Satu pertanyaan yang terlintas dibenak Aluna. Kapan dirinya disini? Ikut berbaring bersama mereka.

Aluna telah sampai, dia duduk memandangi gundukan didepannya.

Moh. Angkasa Permana
Lahir : 17-09-1997
Wafat :  26-09-2018


Aluna menghembuskan nafas dengan berat, berada disini membuat Aluna sedih. Membuat Aluna sadar kakak lelakinya telah tiada 5 tahun yang lalu.

" Assalamualaikum Mas, gimana kabar kamu? Aku disini baik baik aja, kamu pasti baik kan, pasti dong kan ada Saka sama Papa disana," ucap Aluna sambil mengusap batu nisan yang terbuat dari marmer.

Aluna menabur bunga mawar, " Enak ya mas disana, rame aku disini sendirian. Kamu nggak ajak-ajak sih. Kamu tahu mas? Ibu tambah tua, tapi masih perhatian sama aku, kamu jangan cemburu ya Mas. Nanti kapan-kapan aku ajak kesini."

"Aku kesini naik mobil loh, baru dibeliin kakek. Kalian bertiga jangan marah-marah, aku nggak ngebut kok. Kalian nggak usah khawatir, aku udah jago. Tadi aku liat ada bunga lili, aku beli deh. Bunga kesukaan kamu, Mas." Aluna meletakkan bunga lili diatas taburan bunga mawar.

" Mas, aku aku kangen sama kamu, kamu kakak terbaik aku, versi laki-laki yang aku mau. Aku kangen kebersamaan kita Mas Angkasa." Satu titik air terjatuh dari pelupuk matanya.

"  Hehehehehe... Air matanya nggak berhenti, Mas. Aduh berhenti dong, nanti dimarahin Mas Angkasa." Aluna berusaha mengusap-usap matanya agar air matanya tidak berjatuhan.

" Hiks... Padahal aku kesini mau cerita, tapi kenapa jadi nangis hiks... Aku mau cerita hiks kalau Saka punya kembaran disini, sebenarnya hiks bukan kembar cuma mirip, matanya aja yang beda, tapi aku ngerasa dia Saka hiks... Itu salah kan mas," Detik itu juga Aluna menangis tersedu-sedu sambil memeluk kakinya yang dia tekuk sembari menatap makan Angkasa.

Aluna memeluk nisan batu itu, dia berbisik, " kamu tahu mas, dia nembak aku."

"Aku tolak, tapi dia tetep keukeh mau nyakinin aku, mau deketin aku. Aku takut aku jadiin dia pelarian disaat aku kangen Saka. Aku takut hiks..."

"tapi mas, Saka ngebolehin aku buka hati nggak ya? Saka soalnya cemburuan."

Angkasa, kakak terbaik sepanjang masa menurut versi Aluna. Berpamitan melanjutkan studynya di London. Menjanjikan kebahagiaan setelah dia pulang nanti. Nyatanya itu hanyalah janji yang hanya terucap, nyatanya dia pulang dalam keadaan terbujur kaku dipeti jenazah.  kematian Angkasa menjadu pukulan  telak untuk Aluna Nabila.

Tak hanya sampai disitu, Tuhan seakan akan masih mencoba menguji Aluna, dengan mengambil Saka Lintang Nugraha, sahabat sekaligus pacarnya.  Meninggal secara tragis dikecelakaan pesawat. Aluna berada dititik terendahnya, dia putus asa sampai terlintas didalam pikirannya untuk mengakhiri hidupnya.

ALUNA NABILAWhere stories live. Discover now