#09-ALUNA NABILA-

3 1 0
                                    

-HAPPY READING-
***

Seperti biasanya, Aluna melakukan rutinitas biasanya. Bangun tidur lalu melamun sebentar, mungkin memikirkan masa depan. Setelah itu mandi, berganti baju dengan seragam sekolah. Memakai sepatunya kemudian mengambil tasnya.

Jam menunjukkan pukul 06.30 WIB. Aluna bergegas menuruni tangga menuju ke meja makan. Terlihat Bi Narsih yang sedang menghidangkan makanan untuk sarapan mereka. Aluna menghampiri Bi Narsih mencium pipi Bi Narsih lalu duduk di kursinya.

Setelah Bi Narsih duduk mereka memulai mengambil nasi dan lauk. Menyantap makanan masing-masing. Setelah selesai Aluna membawa piring kotornya untuk dicuci. Setelah itu berpamitan kepada Bi Narsih untuk pergi ke sekolah.

Hari ini Aluna menggunakan mobil merah miliknya. Mobil kesayangan Aluna. Aluna mendapat mobil ini saat ulang tahun ke 15 tahun. Sekitar tiga tahun lalu, baru satu tahun terakhir Aluna berani mengendarainya setelah mendapatkan SIM A.

Gerbang sekolah terlihat, Mobil itu masuk kedalam sekolah. Orang yang melihatnya masih saja terkagum-kagum padahal mereka sudah tahu bahwa dibalik kemudi adalah Aluna.

Para siswa maupun siswi berbondong-bondong melihat primadona Adijaya. Aluna keluar dari mobil seperti biasa menggunakan kacamata hitam menambah kecantikannya.

Yang biasanya telat berangkat sekolah sehingga membuat fansnya kecewa sekarang berangkat lebih awal. Atau kadang Aluna yang berangkat terlalu pagi lalu mengurung diri di kelas dan menampakkan diri ketika jam istirahat tiba.

Banyak murid yang menyukai Aluna karena dia baik,ramah, populer,hambel, gemar menolong, lemah kembut, pintar, cantik, dan kaya. Banyak yang iri dengan Aluna karena kesempurnaanya disegala hal. Banyak juga yang mendekati Aluna karena ingin pansos. Untung Aluna memiliki sahabat seperti Tasya yang bisa membinasahkan para hama-hama yang menempel pada Aluna.

"Nabila makin kesini makin kesana cuy...cantiknya."

"Iyuh....Alay banget sih Kak Nabila. Sombong lagi. Masih cantikan aku."

"Ih sirik lo. Lo sama Nabila tuh kaya bunga mawar sama tai. Jauh...."

"Anjir bini gue cakep banget dah."

"Kenapa ya jodoh orang cakep banget?"

"Tajir banget cok si Nabila. Liat sepatunya aja dari Dior. Tasnya dari Hermes. Wih kacamata sama jam tangannya dari Gucci. Gue kok iri ya."

"Mundur alon-alon aku, nglarani ati karo awak nek tetep maju tur bondoku ora iso nyaingi. Opo to aku seng numpak vespa kono seng numpak lamborgini."

"Neng Nabila bening banget, kayaknya pake air wudhu deh."

"Pingsan gue kalau dia senyum. Manisnya tuh kelewatan banget."

Bisikan-bisikan, sorakan-sorakan terdengar dipendengaran Aluna yang ditanggapi hanya senyuman kecil saja. Aluna terus melangkah, menyapa balik orang yang meyapanya. Sungguh definisi sempurna bagi kaum perempuan.

"Anjay jadi artis dong,"celetup Tasya yang sudah ada disampingnya. Sejak kapan Tasya ada disampingnya. Seperti jin saja.

Aluna hanya menatap sekilas,"sejak kapan disitu?"

"Sejak negara api menyerang,"ucap Tasya ngelantur. Yang ditanya apa yang dijawab apa. Pengen rasanya Aluna menggeplak kepala Tasya, semoga saja dengan begitu Tasya bisa normal.

Aluna menatap tajam Tasya,"Piece... Hehehehe santai dong Lun gitu aja marah. Lo mah baik cuma sama orang-orang aja, sama gue mana pernah. Gue ada disamping lo sejak ada diparkiran. Lumayan numpang pansos gue. Siapa tahu folowers gue bertambah. Nggak itu-itu aja."

ALUNA NABILAWhere stories live. Discover now