#11-ALUNA NABILA-

4 0 0
                                    

-HAPPY READING-
***

Disini Aluna sekarang, di rumah yang terdapat ditepi kota, jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Udaranya masih segar, banyak pepohonan yang menghiasi pekarangan rumah.

Rumah yang Saka berikan untuk Nenek dan Raka. Aluna saja tidak tahu Saka memberikan rumah ini untuk mereka. Saka baru memberitahu saat ulang tahun Aluna katanya sebagai hadiah kejutan.

Aluna dulu memiliki keinginan sebelum ulang tahunnya,dia harus bisa membeli rumah untuk nenek dan Raka. Keinginan itu selalu dia katakan saat Saka mengajaknya jajan agar uangnya tak dia gunakan.

Namun, harapannya pupus, Uangnya sudah terkumpul tapi keadaan yang tidak diinginkan menimpanya. Uang itu terpakai, Aluna kecewa dengan dirinya. Namun Saka selalu menenangkannya, Saka mengatakan kamu bisa mencobanya lain kali, Tuhan tahu niat baik kamu, pasti akan dipermudah. Jangan menangis.

Aluna mencoba lagi, menabung sedikit demi sedikit tapi saat dia ingin membeli rumah ini, ternyata rumah ini sudah dibeli seseorang. Aluna sedih, dia kecewa tapi Saka selalu ada disampingnya, menenangkannya. Puncaknya saat ulang tahun Aluna, Saka mengajaknya ke tempat ini, dia berkata Ini hadiah untuk mu, jaga baik-baik.

Lalu dengan persetujuannya, rumah ini dia berikan kepada nenek dan Raka. Saka pun mensetujuinnya.

Begitu banyak kebaikannya, sampai Aluna susah melupakannya.

Aluna melangkah dengan membawa belanjaan yang di beli di Supermarket sebelum kesini, suasananya masih sama seperti dulu.

Aluna sampai diteras, Raka mengetuk pintu.

Tok...
Tok...
Tok...

"Assalamualaikum, Raka pulang Nek,"Raka membuka knop pintu dan masuk kedalam rumah diikuti Aluna.

"Assalamualaikum,"kata Aluna lirih.

"Waalaikumussalam, Alhamdulillah sudah pulang, lereno sek le bar ngono maem," balas Nenek dari kamarnya.

Aluna mengedarkan pandangan ke sekitar, masih sama seolah olah tidak pernah dipindahkan. Barang-barang pun tak terlalu banyak bertambah.

"Nenek ada dikamar Kak, kak Nana kalau mau ketemu nenek langsung ke kamar saja. Raka mau mandi dulu,"pamit Raka menuju ke arah dapur. Di dekat dapur terdapat satu kamar mandi kalau Aluna ingat.

"Istirahat dulu, nanti mandinya ya Ka,"cegah Aluna. Raka pun hanya menuruti, dia tak jadi mandi dan mengantarkan Aluna ke kamar nenek.

"Nek, ada yang mau ketemu nenek,"

"Suruh masuk aja, nenek masih berberes."

Raka melihat Aluna, "masuk aja kak, kaya siapa aja."

Aluna mengangguk, lalu Aluna masuk kedalam, "Assalamuaalaikum."

Nenek menoleh, suara itu samar dipendengarannya, "Waalaikumussalam, Ya Allah nduk-nduk. Suwe tek ra rene cah ayu,"nenek memeluk Aluna, setelah terlepas, nenek menengok kebelakang Aluna, celingak celinguk seperti mencari seseorang.

"Mas Saka pundi cah ayu, wes suwe ora rene, mesti dolanan iwak karo Raka neng mburi ya?"

Nenek menatapnya penuh binar, berapa lama Aluna belum kemari, rasanya sudah lama sekali. Aluna tak tega memberi tahu nenek tentang Saka.

"Mas Saka enten nek, Nana teseh sekolah dadine dereng saget teng mriki. Nana nyuwun ngapunten nek,"

"Mas Saka mboten saget teng mriki, teseh enten urusan," lanjut Aluna.

Nenek hanya mengangguk, "nggak papa, nanti kalau urusannya sudah selesai, beri tahu Saka, nenek menyuruhnya datang kemari."

Aluna mengangguk. "Nenek tahu nggak, Nana udah bisa nyetir mobil lo, dulu kan pasti kalau kesini harus sama Saka,"Aluna bercerita dengan antusias.

ALUNA NABILAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt