#14-ALUNA NABILA-

3 0 0
                                    

-HAPPY READING-
***

Mata tajam itu mengawasi dari awal sampai akhir, dari Aluna tidur sampai Aluna mengakhiri panggilan teleponnya. Pemilik mata biru safir, Abian Cakrawala Kamandanu.

Dari awal masuk, Abian merasa Aluna itu berbeda dari banyaknya siswi disini. Saat tatapan mereka bertemu saat Abian memperkenalkan dirinya, terdapat ekspresi yang entah mungkin terkejut dari raut wajah Aluna.

Seperti rutinitas biasa, Abian masuk ke kelas. Mendudukan dirinya dikursinya, saat dia menoleh ke kiri, ternyata Aluna sedang tertidur pulas. Tak berapa lama dering HP terdengar dipendengarannya.

Aluna menganggkat HP nya, Tak sengaja Abian mendengar obrolan mereka. Tangan yang semula bermain HP itu terhenti menatap Aluna dengan sorot mata yang tak dapat dijelaskan.

"Kalau suka deketin, kalau cuma dilihatin hasilnya bakal zonk, yang ada keduluan sama yang lain,"ucap Genta yang sudah duduk disamping Abian.

Abian menatap Genta dengan alis yang tertekuk.

Genta menepuk dahinya sendiri, Kenapa temannya ini tidak peka. Genta ini sedang berusaha untuk bijak tapi ah sudah lah situasi tidak mendukungnya.

"Aish... Bos maksud gue tu lo." Genta menunjuk Abian lalu pandangan Genta beralih pada Aluna yang sudah melanjutkan tidurnya.

"Gue-"Abian menunjuk dirinya sendiri. Genta mengangguk.

"hem..."

"Gue temen lama lo Cakra, gue tahu lo tertarik sama dia sejak pertama masuk ke sini kan? Ayolah come on lo harus usaha. kalau diem aja keburu diambil orang," Genta menepuk pundak Abian.

Abian hanya menggedikkan bahu, tak tahu kenapa temannya yang gesrek, slengekan tiba tiba serius seperti ini. Abian bingung.

"Gedein gengsi lo terus sampe lo mampus."

Genta memanggil Tasya, "Eh Sya, nanti bolehlah kita kumpul berlima dikafe sebrang jalan. Katanya tempatnya bagus, lumayan buat konten."

"Ayo aja sih gue, nanti si curut biar gue paksa. Kaya nya dia maraton drama lagi, molor aja kerjaannya,"jawab Tasya seraya melihat Aluna yang masih tertidur pulas. Untung saja jam pertama sampai ketiga nanti kosong. Bisa gaswat kan kalau Aluna ketahuan.

Ronald berlari menuju ke kelas dengan wajah yang senang, " Gue ada kabar bahagia buat kita semua,"

"Apaan"

"Diskonan ya?"

"Paling cuma acara lomba-lomba yang dirancang osis, lo kan tahu Ronald deket sama si onoh."

"Suudzun aja kalian, kayaknya ada kabar gembira."

"Pasti Ronald jadian sama si onoh,"

" Ih gue nggak setuju, masa sama dia."

"Wih... Bau baunya makan makan nih."

"Enaknya masuk kelas sultan uy.... Makan makan teros..."

Ronald menatap rakyatnya yang memotong perkataannya. Dirinya seperti tidak ada harga dirinya.
"Diam dulu wahai rakyatku. Duduk dulu semua."Ronald menggiring ke tempat duduk masing-masing.

ALUNA NABILADove le storie prendono vita. Scoprilo ora