#12-ALUNA NABILA-

3 0 0
                                    

-HAPPY READING-
***

Sinar mentari dengan malu-malu memancar kedalam kamar yang dihuni oleh seorang gadis yang tertidur pulas. Jam beker terdengar nyaring dipenjuru kamar. Tangan gadis itu terulur untuk mematikannya. Lalu bangun dari tidurnya.

04.00 WIB

Gadis yang biasanya bangun kesiangan saat pergi ke sekolah, sekarang bangun pagi saat sekolah libur. Hari ini, dia bertekad untuk membantu Bi Narsih bersih bersih rumah.

Aluna beranjak dari kasur empuknya menuju kamar mandi. Mengambil wudhu untuk menunaikan sholat subuh. Setelah selesai sholat, Aluna membuka pintu yang menghubungkan kamarnya dengan balkon.

Aluna berdiri dipembatas balkon, tangan yang semula dia gunakan untuk memegang pembatas balkon direntangkan disamping badannya. Mata bermanik hazel itu tertutup. Menikmati udara dipagi hari yang masih segar.

Angin menerbangkan beberapa helai rambut yang tak ikut terikat.

Aluna memandang kedepan tepatnya pada sang surya yang mulai terbangun dari tidurnya. "Indah banget, perlu didokumentasi ini. Nanti kalau Mas Angkasa dateng, aku ceritain."

Aluna tampak menerawang.

"kamu tahu nggak dek, mas suka banget sama senja. Apalagi kalau matahari terbit, makanya mas bangunin kamu." Tangannya merangkul bahu Aluna.

Aluna melepaskan rangkulannya dan memasang wajah cemberut, serta mulut yang digembungkan,"Ih...Aluna nggak suka ya mas. Aluna cemburu, Mas cuma boleh suka sama Aluna."

Angkasa menjawil hidung Aluna, dan memeluknya."iya iya mas cuma suka sama adek mas yang bawel ini, tapi yang adek harus inget mas sayang banget sama adek, jadi adek jangan terlalu cemburu. Mas selalu ada buat adek."

Aluna mendongak,"Janji ya mas."

Angkasa menunduk menatap Aluna,"Janji."

Aluna tersenyum, mengingat kisahnya dulu kira-kira saat usianya 12 tahun, membuatnya tersenyum. Dulu...dirinya sangat cemburu jika berkaitan dengan Mas Angkasa. Aluna baru sadar dirinya terlalu posesif, tapi apalah daya Mas Angkasa yang selalu ada untuknya, suka maupun duka.

Jika ada cewek yang mendekati, Aluna langsung memasang wajah benci. Bahkan dulu dirinya selalu mengerjai siapa saja yang dibawa Mas Angkasa, baik cewek yang muda ataupun yang sudah berumur.

Yang paling parah Aluna membakar rambutnya dan yang paling ringan paling cuma mengusirnya saja. Hampir semua cewek yang dibawa Mas Angkasa tidak bertahan setelah mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Pasti ada saja cara Aluna untuk mengusirnya. Sekarang, Aluna merasa berdosa kenapa dirinya begitu nakal dulu?

Aluna menghela nafas, lalu kembali ke kamarnya, tak terasa sudah pukul 05.30 WIB, begitu lamanya dia diluar. Aluna mengamati sekelilingnya, kamarnya sudah bersih. Hanya pakaian kotor yang harus dia bawa ke bawah untuk dicuci.

***

Aluna menuruni anak tangga, Aluna membawa keranjang pakaian kotornya. Aluna menaruhnya di samping mesin cuci.

Aluna menghampiri Bi Narsih, "Wih... Masak apa nih? Hem...pasti enak."

Bi Narsih terkejut sejak kapan Aluna bangun pagi. Biasanya Bi Narsih perlu membangunkannya berulang kali. Bi Narsih mematikan keran karena sudah selesai mencuci peralatan masak.

ALUNA NABILAWhere stories live. Discover now