#03-ALUNA NABILA-

7 2 0
                                    

Hai... Kembali lagi sama Aluna Nabila. Aku cuma mau ngingetin jangan lupa vote dan komenya ya man teman biar aku semangat nulis Aluna Nabila. 

-HAPPY READING-
***

Sang Surya mulai bergerak dari ufuk timur ke ufuk barat. Menyinari bumi yang awalnya gelap menjadi terang. Menjadi pertanda dimulainya aktivitas manusia. Tak terkecuali gadis berinisial AB yang sedang mendorong Dudung menuju ke bengkel terdekat.

Keringat mulai bercucuran membasahi seragam yang dikenakan gadis itu. Sudah setengah jam dia mendorong Dudung. Tapi belum ada bengkel yang ia jumpai.

07:00
Waktu yang tertera dijam tangan sang gadis. Waktu yang menandakan akan dimulainya kegiatan pembelajaran sekolah. Yang artinya gerbang mulai ditutup.

"Damn it...Gue telat."

Gadis itu mulai bergegas menuju sekolahnya sebelum itu dia sudah memberi wejangan kepada si Dudung.

"Dung gue tinggal lo disini ya. Jangan kemana-mana."

***

"A-khir-nya g-ue- sam-pai,"ucap Aluna yang sudah terkulai lemas didepan gerbang yang sudah terkunci rapat.

Aluna celingak-celinguk mencari Pak Adi, ternyata yang bertugas hari ini Pak Supri, bukan Pak Adi. Celaka... Aluna harus segera pergi sebelum dia diseret ke BK.

"Pintu belakang." tempat yang menjadi jalan satu-satunya yang terlintas dipikiran Aluna.

Aluna langsung berjalan menuju ke belakang sekolah, melewati jalan yang sempit dan berbatuan. Terlihat pohon beringin yang besar dan rindang. Akar - akar gantungnya yang banyak menambah keseraman pohon itu. Aluna melangkah menuju kebelakang pohon beringin, terlihat pintu besi yang telah usang.Tak banyak orang tahu tentang pintu ini. Lalu Aluna membukanya, terdapat lorong disana. Aluna berjalan, ternyata lorong itu menghubungkan antara belakang sekolah dengan koridor kelas 12.

"Untung nggak ada mbak kunti"

"Aman"

Aluna bergegas menuju ke kelasnya. Memanggil Tasya tanpa bersuara agar tidak ketauan guru dikelas.

"Ppsst... "

"Ppsst..."

"Tasya..."

"Apa?"

"Bukain jendelanya,"Aluna menunjuk jendela didepannya.

"Sebentar. Udah."

Aluna mulai menjalankan aksinya, masuk kelas melalui jendela kelas. Semua penghuni kelas tegang melihat aksi Aluna.Suasana yang tadi hening menjadi semakin hening. Waktu seakan berjalan lambat. Mereka selalu melirik Pak Budi selaku guru paling galak di SMA Adijaya. Ketegangan pun berakhir saat Aluna berhasil masuk ke dalam kelas. Tepuk tangan tanpa suara dihadiahkan untuk Aluna.

"Fyuh.... Untung nggak ketahuan."

"Kali ini kenapa lo telat?"

"Si Dudung mogok dijalan."

"Terus lo taruh dimana si Dudung?"

ALUNA NABILAWhere stories live. Discover now