30 - Lelaki Impan yang Tidak Bisa Menjadi Bagian Kehidupan Nyatanya

7 4 0
                                    

Youngkyun mengenali tempat ini dan membuatnya menghela napas panjang. Karena Youngkyun itu jarang sekali bermimpi saat tidur dan jika melihat seperti ini, tandanya dia pingsan. Bukan hal yang baru bagi Youngkyun karena menjadi idola dengan diet-yang sebenarnya lebih cocok disebut dengan percobaan untuk melihat daya tahan tubuh seseorang sebelum kehilangan kesadaran karena minimnya asupan makanan yang dikonsumsi-selama masa promosi.

"Youngkyun!" Suara San membuat Youngkyun menoleh dan tersenyum. Melihat lelaki itu yang tersenyum lebar dan berjalan menghampiri Youngkyun yang juga berjalan ke arahnya. Kemudian, Youngkyun melihat tangannya yang tengah mengacak rambut San, kemudian mendengar teriakan protes, "Berhenti membuat berantakan rambutku, Youngkyun!"

"Rambut berantakan tidak apa-apa selama hatimu yang tidak berantakan, San."

Tentu perkataan Youngkyun berakhir membuatnya menerima pukulan dari San di lengannya. Membuat Youngkyun mengaduh, tetapi kemudian tertawa. Youngkyun melihat momen itu juga tertawa, karena selain merasa San yang terlihat menggemaskan, juga setidaknya itu membuatnya lega. Karena ternyata kenangannya bersama San bukanlah imajinasinya. Kejadian ini benar-benar nyata dan pernah terjadi dalam hidupnya.

Kemudian, adegannya berganti dengan San yang menangis dihadapan Youngkyun. Itu membuat hatinya sakit, bahkan meski tahu ini hanyalah mimpi. Karena ternyata, meski Youngkyun selalu menghindari mengingat momen ini, saat dihadapkan pada mimpi seperti ini, rasa sakit itu tetaplah sama seperti saat kali pertama mengalaminya secara langsung.

"Ta-tapi aku ... aku ... hiks."

"Tidak apa-apa, San. Kita masih bisa bertemu di luar sekolah...," ucap Youngkyun sembari mengusap kepala San, mencoba menenangkan, meski sebenarnya hatinya juga bergemuruh karena melihat lelaki itu menangis, "hei, jangan menangis seperti ini, San. Aku hanya pindah sekolah, bukan akan mati."

"Youngkyun!"

Teriakan San yang membuat Youngkyun tersenyum. Tangannya San hendak memukul Youngkyun, tetapi sudah ditangkap olehnya dan mereka saling bertatapan. Seharusnya saat itu Youngkyun hanya tersenyum, lalu mengejek San kalau dia terlihat seperti ikan koi karena menangis seperti itu.

Namun, nyatanya Youngkyun perlahan memperpendek jarak wajah mereka. San yang refleks menutup mata juga tidak membantu Youngkyun untuk mengingat batasan mereka yang tidak perlu dilewati.

Karena tidak ada teman yang mencium bibir temannya yang lain.

Waktu itu, Youngkyun tidak tahu jika kepindahannya ke sekolah seni yang dilakukan oleh Ibunya bukan karena hendak mendukung kemampuannya seperti yang dipikirkannya. Namun, karena orang tuanya yang sudah terlilit hutang. Saat mengetahui itu adalah saat Youngkyun menerima kabar jika orang tuanya telah meninggal karena menjadi korban kecelakaan pesawat.

Setidaknya, semua harta orang tuanya yang ada cukup untuk membuat hutang-hutang besar mereka terbayarkan. Namun, timbul permasalahan lainnya yaitu Youngkyun baru mengetahui jika Ayahnya memiliki keluarga lainnya dan memaksa untuk mendapatkan uang santunan dari maskapai pesawat yang membuat orang tuanya berada di penerbangan naas tersebut.

"Jangan berikan apa pun kepada perempuan itu!" ucap San yang berkaca pinggang di depan Youngkyun. Berada di ruang tamu apartemen kecil yang merupakan satu-satunya harta yang dimilikinya karena Neneknya sebelum meninggal-yang tragisnya terjadi minggu lalu karena mengetahui anak lelaki kebanggannya adalah lelaki rendahan yang memiliki dua hubungan serta hutang yang begitu banyak-memberikan apartemen ini. Youngkyun mengerjap saat San menangkup wajahnya dengan kedua tangannya dan membuatnya menatap lelaki itu, "Aku bilang, jangan berikan apa pun kepada perempuan itu, Youngkyun!"

"Tapi dia memiliki anak yang bahkan tidak tahu wajah Ayahnya, San."

"Lalu menurutmu, kamu juga tidak kehilangan?!?" tanya San yang kemudian melepaskan tangkupan tangannya dari wajah Youngkyun. Bersedekap, kemudian menghela napas panjang, lalu berkata, "Kamu memang baik, Youngkyun. Tapi kamu pikir, apakah dirimu harus berbagi hakmu saat dia adalah orang ketiga dari keluargamu?"

Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]Where stories live. Discover now