10 - Hari Bahagia untuk Orang Lain, Tetapi Tidak Baginya

24 7 1
                                    

Waktu Mingi mendapatkan undangan pernikahan Hongjoong dan Seonghwa, yang dipikirkannya adalah betapa kasihannya Yunho yang tidak diundang. Namun, nyatanya saat ini Mingi duduk semeja dengan Yunho yang datang dengan Jongho. Ekspresi Yunho menyedihkan, tetapi seolah ekspresi Mingi terlihat lebih baik saat melihat San yang semeja dengannya datang bersama Youngkyun.

Memang lebih mudah menertawakan kemalangan orang lain sampai mengalaminya sendiri. Kalau pun Mingi sampai bisa menertawakan hidupnya, mungkin tandanya dia sudah gila.

"Siyeon Noona, apa kabar?" sapa San yang sebenarnya tidak duduk bersebelahan dengan Siyeon. Karena yang tepat berada di sebelahnya sekarang adalah Mingi.

Lalu San bersikap seolah-olah lebih baik menyapa Siyeon daripada Mingi yang tepat di sebelahnya.

"Aku baik, San." Siyeon menjawab sembari tersenyum, lalu setelah melihat sekitarnya, kembali menatap San. "Di mana Hyojung? Apa dia tidak diundang kemari?"

"Hyojung Noona memilih untuk datang ke festival musik di Incheon."

"Oh, Hyojung masih tetap mengikuti SIONE, ya?" tanya Siyeon, kemudian terlihat menatap Youngkyun selama beberapa saat, lalu kenbali menatap San sembari tersenyum. "Aku pikir teman di sebelahmu seharusnya tidak ada di sini, 'kan, San?"

Mingi melirik Siyeon, merasa sebal karena seolah-olah Kakak tirinya menjadi juru bicaranya untuk menanyakan dua orang di sampingnya ini. Namun, kemudian Mingi kembali melirik San saat mendengar suara Youngkyun.

"Saya kemari karena mengenal Seonghwa, Song-ssi."

"Sepertinya kamu tidak tahu kalau nama keluargaku bukan Song," Siyeon tersenyum dan Mingi bisa melihat Youngkyun tetap tersenyum seolah yang diucapkan barusan tidaklah sebuah kesalahan, "tapi terima kasih sudah datang bersama San. Aku yakin dia akan canggung kalau datang kemari sendirian."

"Ini bukanlah hal yang besar."

Obrolan mereka terhenti saat San yang dihampiri oleh Wooyoung. Lelaki itu terlihat melirik Mingi dan Youngkyun dengan tatapan menilai, tetapi tidak mengatakan apa pun. Posisi sekarang benar-benar terasa menyebalkan untuk Mingi, tetapi dia tidak mungkin menunjukkannya.

Rasanya Mingi akan benar-benar kalah jika tidak bisa mengendalikan emosinya saat ini.

Setelah Seonghwa masuk ke tempat acara, San serta Wooyoung kembali ke kursi mereka. Mingi bahkan baru menyadari jika Yeosang sejak tadi sudah ada di meja mereka, tetapi sepertinya dia tidak peduli dengan suasana meja ini. Sampai detik ini, Mingi tidak mengerti alasan Yeosang dan Wooyoung bisa berakhir dengan pernikahan saat mereka hampir tidak memiliki persamaan apa pun.

Namun, pada akhirnya Mingi melihat jika Yunho tidak sanggup untuk berada di tempat pernikahan ini lebih lama. Karena saat Hongjoong mencium Seonghwa, saat itu pula Yunho serta Jongho pergi. Pada akhirnya semua orang punya batasan untuk terlihat kuat di depan semua orang, Mingi rasa.

Mingi berdecak saat mendengar banyak orang yang berbicara di belakangnya—secara literal—dan seolah sengaja membuat pembicaraan mereka didengarkan olehnya. Seolah Mingi memang menginginkan hubungannya dengan San berakhir. Sebenarnya Mingi sudah hampir berdiri, tetapi sebelah tangannya ditepuk pelan oleh Siyeon.

"Jaga sikapmu. Ini bukan acara kita."

Mingi hanya mendengus, tetapi mencoba untuk terlihat tidak peduli. Menatap ke arah lain, tetapi pada akhirnya Mingi tidak bisa mengalihkan pandangannya dari San. Meski melihat lelaki itu merespon Wooyoung seperti hendak berkelahi—hal yang tidaklah mengherankan karena itu memang sudah kebiasaan keduanya—dan merespon Youngkyun dengan cara yang tidak seperti San bersama dengan orang yang disenanginya membuat Mingi berpikir mungkin dirinya masih memiliki kesempatan.

Namun, nyatanya setelah acara selesai, San dan Youngkyun menghilang seperti kedipan mata. Mingi frustrasi dan berjalan ke lift untuk segera menuju vallet hotel. Kemudian saat Mingi sudah berada di lobi, dia berdecak karena baru teringat pergi bersama dengan Siyeon dan setidaknya Mingi harus mengantarkan perempuan itu kembali ke kantor.

Jangan tanya apakah Mingi tidak membenci sikap Siyeon yang terlalu workhaholic. Karena hal itulah yang selalu menjadi senjata Ayahnya untuk mengomeli Mingi dan membandingkannya dengan Siyeon. Saat mereka berdua jelas-jelas berbeda dalam banyak hal dan berakhir membuat Mingi membenci Siyeon.

"Ck, terserah...," Mingi berdecak karena sudah menelepon Siyeon beberapa kali, tetapi tidak kunjung diangkat.

Pada akhirnya Mingi pergi terlebih dahulu, meninggalkan Siyeon. Tidak mau terlalu memikirkan tindakannya karena Mingi merasa sudah berusaha untuk pulang bersama Siyeon. Meski saat berada di lampu merah, Mingi menelepon sekretaris Siyeon.

"Kamu jemput Siyeon Noona di hotel Shilla, sekarang."

"Tapi saya...."

"Jangan banyak alasan, itu termasuk pekerjaanmu."

Mingi segera memutuskan sambungan telepon karena lampu lalu lintas sudah berubah dan segera menjalankan mobilnya. Seharusnya sekarang Mingi kembali ke kantor untuk mengurusi beberapa hal, tetapi nyatanya dia memutuskan untuk menjalankan mobilnya entah ke mana.

Meski pada akhirnya Mingi entah kenapa berakhir berada di Incheon. Juga dari banyak tempat di Incheon, Mingi tidak paham alasannya berada di depan gedung yang menjadi tempat festival musik yang didengarnya tadi. Mingi berdecak dan melengos karena melakukan hal bodoh seperti ini, tetapi saat hendak pergi, tiba-tiba kaca jendelanya diketuk. Saat menurunkan, ternyata itu adalah CEO agensi tempat Mingi menginvestasikan uangnya dan wajahnya terlihat panik.

"Mingi-ssi, saya bisa menjelaskan semua ini."

Lelaki paruh baya itu terlihat panik dan tidak berani menatap Mingi, tentu itu membuatnya mengernyit. Karena ... kenapa seorang CEO agensi harus berada di sini? Bukankah seharusnya ada staff yang bisa mengurusi idola untuk acara seperti ini?

"Saya berjanji akan memastikan semuanya berjalan dengan sempurna, Mingi-ssi. Anda tidak perlu khawatir."

Meski ada banyak tanya, Mingi hanya berkata, "Terserah."

Mingi tidak mau mendengarkan perkataan omong kosong lelaki itu, sehingga membuatnya menaikkan kaca jendela mobilnya. Namun, Mingi sekarang mencoba untuk menyambungkan semua yang terjadi, lalu mendengkus.

"Kim Youngkyun, kamu pikir menjadi egois tidak hanya akan membunuh karirmu?"

Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]Where stories live. Discover now