14. Pembukaan Clothing Distro

20 5 0
                                    

Hai semua, selamat membaca kembali cerita The Last Choice 😊

Note: Dimohon bijak dalam membaca. Apabila ada kata-kata/tindakan yang kasar jangan ditiru ya, frend^^

Happy reading ma frend, enjoyy ✨

Happy reading ma frend, enjoyy ✨

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

°°°

Ketika sampai di toko bunga milik Mamanya, tatapan Nathan langsung tertuju ke arah cewek yang tengah sibuk merangkai bunga. Sampai kehadiran Nathan pun dia tak tahu.

Dia memilih melanjutkan langkahnya ke ruangan Riri. "Mama."

Belum sempat dia mengetuk pintu, Riri sudah lebih dulu keluar ruangan. "Mama kira kamu nggak jadi jemput Mama. Soalnya Mama telfonin juga nggak aktif," kata Riri.

Nathan meraba saku celana abunya. "Handphone aku ketinggalan di toko, Ma."

Riri mengangguk paham. "Yaudah, ayo kita berangkat."

"Shena." Panggil Riri saat sudah berada di tempat Shena berada.

Shena memberhentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah bosnya. "Iya, Bu. Ada apa?"

"Kamu undang Shena juga, kan, sayang?" Riri menatap Nathan yang berdiri di sebelahnya.

"Undang, Ma."

"Kok kamu masih di sini, Shen?" Heran Riri.

"Saya mau beresin bunga ini dulu, Bu. Begitu selesai baru saya ke acaranya Nathan," jawab cewek itu.

"Mending sekarang kamu ganti baju, terus kamu bareng saya aja ke sananya," ajak Riri.

Shena menggeleng cepat. "Nggak perlu, Bu. Nanti saya bisa naik angkutan umum."

Riri berdecak pelan. "Kamu ini kayak sama siapa aja. Lagipula kan saya juga mau ke sana. Jadi lebih baik sekalian saja. Urusan toko biar Laila yang urus."

"Laila." Riri sedikit berteriak memanggil seseorang.

Tak lama kemudian orang yang bernama Laila muncul di hadapan mereka. "Kenapa, Bu?"

"Shena ada acara, jadi kamu jaga toko sebentar, ya," beritahunya.

Laila sedikit membungkukkan tubuhnya. "Baik, Bu."

"Tuh, Laila sudah saya suruh jaga toko sebentar. Jadi kamu sekarang siap-siap, dan pergi bareng saya."

Mau tak mau dia harus mengiyakan ajakan Riri. Takutnya jika menolak, Riri akan menganggapnya tak tau diuntung. "Baik, Bu. Kalau begitu saya permisi sebentar."

The Last Choice (On Going)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora