6. Pembalasan Nathan

47 7 0
                                    

Hai semua, selamat membaca kembali cerita The Last Choice 😊

Note: Dimohon bijak dalam membaca. Apabila ada kata-kata/tindakan yang kasar jangan ditiru ya frend^^

Happy reading ma frend, enjoyy ✨

Happy reading ma frend, enjoyy ✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

Seorang guru perempuan yang berperawakan garang itu memasuki ruang kelas dengan sebuah buku paket di tangannya, dan tas di pundaknya.

"Selamat pagi, Anak-anak." Sapa guru itu, kemudian duduk di kursi guru.

"Pagi, Bu." Jawab mereka serempak.

"Sekarang kumpulkan tugas Ekonomi yang minggu lalu ibu berikan di depan," titah Bu Rohimah-guru Ekonomi kelas 12 Ips 4.

Seketika semua murid saling berbisik satu sama lain. "Emangnya ada tugas, weh?" tanya Lutfi, menoleh ke meja Nathan yang berada tepat di belakangnya.

Nathan mengangguk. "Ada." Untung saja semalam dia sempat bertanya pada Sintya mengenai tugas Ekonomi itu. Dan tanpa diminta cewek itu memberikan jawabannya kepada Nathan.

Lutfi mengusap wajahnya frustasi. Cepat-cepat dia menaruh plastik berisi cilok yang dibelinya tadi di laci meja. "Anjir, kok nggak ada yang ngasihtau gue." Ia menatap kesal ke arah sahabatnya. Mulutnya masih penuh dengan cilok.

Arsen mengedikkan bahunya. "Gue udah ngasihtau lo kemaren waktu di Waryu. Tapi lo malah sibuk mabar sama anak-anak."

Lutfi menyengir lebar kala mengingat omongan Arsen semalam saat mereka tengah nongkrong di Warung Kayu bersama anak-anak Cyber. "Iya juga, ya." Dia langsung menyambar air minum Arsen yang tergeletak di atas meja.

"Emangnya si Lisa nggak ngasihtau lo?" tanya Galang.

Lutfi menggeleng. "Nggak ada tu dia ngasihtau apa-apa. Malah dia sibuk liat pertandingan MMA tanpa ngasihtau gue kemaren." Rasa kesal mendadak mencuat di hatinya ketika membayangkan Lisa-kekasihnya itu tengah menatap kagum para peserta MMA.

Nathan menoleh ke belakang, tepat ke meja yang ditempati oleh Shena dan Lisa. Dari tempatnya dia bisa melihat kalau Shena tengah sibuk mengubek-ubek isi tasnya dengan ekspresi panik.

"Ayo cepat kumpulkan. Kenapa kalian masih ngejogrok aja di bangku," kata Bu Roh.

Beberapa siswa yang memang belum menyelesaikan tugasnya itu buru-buru menyelesaikan tulisannya.

"Lo yakin udah ngerjain kan, Shen?" tanya Lisa saat sudah kembali ke tempatnya.

Shena mengangguk. "Semalem itu gue kerjain. Gue kan bilang ke lo." Dia masih terus memeriksa di setiap buku yang dibawanya.

The Last Choice (On Going)Where stories live. Discover now