Hai semua, selamat membaca kembali kisah Nathan dan Shena 😊
Note: Dimohon bijak dalam membaca. Apabila ada kata-kata/tindakan yang kasar jangan ditiru ya frend^^
Happy reading ma frend, enjoyy ✨
°°°
Nathan menatap takjub bangunan didepannya. Sebuah rumah modern minimalis yang sangat megah itu membuatnya tak berkedip sepersekian menit.
"Nathan, ayo masuk." Riri membuat Nathan tersadar dari lamunannya.
Nathan mengerjap beberapa kali. "Iya, tante."
Rumah itu benar-benar seperti vila mewah yang biasa diliatnya di brosur penjualan vila. Didepannya ada air mancur dan lahan kosong yang sangat luas untuk bermain golf.
Laki-laki itu dibuat takjub lagi ketika melihat bagian dalam rumah orangtua angkatnya itu. Benar-benar mewah. Dia tidak pernah menyangka bisa berada di rumah seperti itu.
"Bibi." Beberapa menit setelah Riri menanggil seorang wanita berusia enam puluh tahun berjalan menghampiri mereka.
"Iya, nyonya."
"Kenalin, Bi. Ini Nathan, anak angkat saya sama mas Yuda." Riri memperkenalkan Nathan kepada wanita itu.
"Siang, Den Nathan. Saya Lela, pembantu di rumah ini." Bi Lela-asisten rumah tangga Yuda dan Riri itu sedikit membungkukkan tubuhnya kala menyapa Nathan.
Nathan mengulurkan tangannya dihadapan Bi Lela. "Salam kenal, Bi."
"Kamar Nathan sudah selesai dibersihkan, Bi?" tanya Riri.
"Sudah, nyonya."
"Tasnya biar Bibi bawakan, Den." Baru hendak mengambil ransel dari tangan Nathan, laki-laki itu menjauhkannya.
"Ngga perlu repot-repot, Bi. Saya bisa bawa sendiri, kok." Tolaknya dengan sopan.
Bi Lela mengangguk paham. "Kalau begitu saya permisi kebelakang lagi, tuan, nyonya, den Nathan." Pamitnya pada majikannya.
YOU ARE READING
The Last Choice (On Going)
Teen Fiction"Shen, ayo pacaran." "Apaan, sih. Nggak jelas lo." ________________ "Shen, lo mau nggak jadi pacar gue?" "Nggak." ________________ "Gue suka sama lo, Shen." "Udah berapa cewek yang denger lo bilang gitu?" _______________ "Gue suka sama lo, Shen...