SORRY

145 19 1
                                    


Jihyo hanya terdiam didalam mobil mewah milik johnny, dia tidak bisa membuka suara sama sekali kerna sedikit takut dengan tatapan yang johnny lemparkan padanya saat ini

Dia benar-benar tiada niat untuk membuatkan lelaki itu marah tapi sering saja hal seperti itu terjadi kerna kenakalannya

.

"Selepas ini apa lagi? "Ujar johnny membuatkan perhatian jihyo beralih memberanikan diri untuk menatap johnny yang duduk di tempat duduk belakang disebelahnya

.

"Apa? "Ujar jihyo tanpa dosa dibalas dengan tatapan kesal dari daddynya

"Kau sadar apa kesilapanmu? "Ujar johnny menatap lamat kearah jihyo

"Hm~kerna keluar rumah? Atau mengumpatmu? "Ujar jihyo polos membuatkan johnny lagi-lagi tidak percaya dengan tingkah puteri semata wayangnya ini

"Keduanya benar, tapi ada satu lagi yang bikin daddy benar-benar kesal. Kau tahu apa?"ujar johnny dibalas gelengan mantap dari jihyo tidak lupa dengan wajah polosnya

"Kau mencaci lagi, daddy benar-benar membencikan hal seperti itu"ujar johnny menatap datar kearah jihyo

.

Sedangkan dahi anak itu sedikit berkerut kerna seingatnya dia tidak mencaci atau dia saja yang lupa ya, saking banyaknya mencarut dalam kehidupan harian mungkin ~

.

"Aku tidak mengingatnya sama sekali,pasti kau salah dengar"ujar jihyo lagi-lagi bersikap tidak bersalah

.

Johnny menatap kesal kearah anaknya ini, mujur saja dia puteriku satu-satunya

.

"Gak usah khawatir, kau akan langsung mengingatnya bila serangga sudah berada didalam mulutmu nanti"ujar johnny membuatkan mata jihyo membelalak kaget

.

Dia menatap johnny dengan perasaan gerun, pantas mulutnya ditutup dengan tangan kerna ketakutan.

.

"Arghhhh! Tidak jangan menghukumku dengan cara itu lagi"rayu jihyo benar-benar takut dengan ancaman johnny tadi

.

Namun lelaki yang bergelar daddy nya itu tidak menghiraukan rayunya saat ini bahkan membuang wajahnya keluar tingkap

Hug"

Tanganya langsung memeluk tubuh kekar sang daddy membuatkan johnny juga kaget menatap jihyo yang sedang memeluk tubuhnya erat

.

"Maaf daddy, hiks.. tolong jangan hukumku dengan cara seperti itu lagi"rayu jihyo sudah merengek kayak anak kecil

.

Tanpa sadar senyuman johnny terukir, kemarahannya yang tidak terbendung tadinya seakan-akan angin lalu bahkan sudah lesap

PROTECTORS & DEFENDERSWhere stories live. Discover now