EAT

192 22 4
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul 3.00 am, kaki johnny melangkah pelahan memasuki kamar milik puterinya

Matanya membelalak kerna kaget apabila melihat jihyo yang tidur dalam keadaan tengkurap dilantai tepi jendela dengan hanya beralaskan kain nipis sebagai lapik tidurnya

.

"Bagaimana dia bisa tidur dibawah dalam keadaan seperti ini"keluh johnny sebelum membawa tubuh jihyo ke kasur empuk

.

Perlahan-lahan tangannya mengoles ubat pada jejari merah yang memenuhi belakang jihyo, ulah siapa lagi kalau bukan dirinya sendiri

Air mata penyesalannya tidak bisa ditahan, sehingga menangis dalam diam sambil tangannya konsisten mengoles ubat dibelakang jihyo sehingga selesai

.

Cup"

Bibirnya mengucup dahi indah jihyo sesekali merapikan surai rambut milik puteri semata wayangnya dengan hati yang terasa nyeri

.

"Apa yang kamu melalui selama ini sayang, sehingga kau  menyimpan dendam pada mama kandungmu sendiri"ujar johnny dengan nada pelahan meratapi wajah polos anak yang tertidur itu sebelum melangkah ke kamarnya semula

.

Jihyo yang sadar bahwa tempat tidurnya diubah membuatkannya turun dari kasur empuk itu lalu kembali ke arah tempat tidurnya yang berlapikkan kain nipis dilantai

Tangannya melingkari boneka peninggalan terakhir jisoo dengan air mata hangat mengalir dihujung manik indahnya

.

"Unnie merinduimu jisoo ah..... Kapan kita bisa bertemu? "gumam anak itu sambil melelapkan matanya kembali

••••••••••••••••••••••••••••••••

Johnny lagi-lagi ke kamar jihyo untuk melihat kondisi puterinya, namun matanya meluas lagi apabila melihat puteri semata wayangnya masih tidur dilantai beralaskan kain nipis membuatkan dia tidak tega lagi

Disaat yang sama manik indah milik jihyo pelahan terbuka, namun pemandangan saat ini sungguh tidak menyenangkan apabila melihat lelaki yang sudah memukulnya sedang menatap teduh dirinya

Tatapannya berubah datar lalu membuang pandangan di luar jendela, johnny yang sadar akan itu langsung berdehem lalu mendekati gadis mungil itu

.

"Jihyo ah~"ujar johnny mengulas lembut surai rambut milik jihyo

"Apa kamu tidak lapar, ayo sarapan di ruangan makan. Semua orang sudah menunggumu dibawah"ujar johnny menatap wajah jihyo dengan tulus

.

Jihyo hanya mendiaminya tanpa berminat untuk membalas mahupun melihat kearah daddynya itu

Johnny yang mengamati reaksi datar sang anak hanya mengeluh dan dia mengerti bahwa jihyo sangat marah padanya dan tidak berniat untuk berbicara dengannya sama sekali

PROTECTORS & DEFENDERSWhere stories live. Discover now