.

Senyumannya memekar melihat tingkah anak tirinya ini, anak-anak dikeluarga ini tidak mendapat kasih sayang seorang ibu dari kecil jadi sudah menjadi tugasnya untuk menberikan sepenuh kasih sayang pada mereka

Tanpa dia sadar, kedua puterinya juga membutuhkan itu sejak dulu tapi tidak sekalipon dia berikan. Mungkin di mansion mewah ini anak-anak tidak mendapat kasih sayang ibu tapi mendapatkan kenyamanan serta kemewahan tapi tidak dengan nasih jihyo dan jisoo

Keduanya tidak mendapat semua ini bahkan berusaha hidup didalam kesempitan dan kegelapan

...............................

Tap"

Tap"

Titisan air menitis ke wajah mulus gadis yang sudah berusia 11 tahun itu, menganggu mimpi indahnya apabila merasakan tubuhnya sudah basah kerna hujan

Wajahnya langsung cemas melihat sang adek yang menggigil kesejukan, pantas dia melepaskan jaketnya yang lembap itu menyelimuti tubuh jisoo

.

"Bayi, kamu gak apa apakan? "Ujar jihyo sayu melihat kondisi jisoo semakin hari semakin memburuk

.

Namun lain pula dengan jisoo yang berganjak usia 8 tahun, dia hanya mengukirkan senyuman manis lalu memeluk jihyo untuk membahagikan kehangatan di bawah jambatan itu,

Apa dia tidak sakit? Tentu saja tidak, rasanya sakitnya sedaya upaya ditutup rapat supaya jihyo tidak cemas lagi. Hatinya juga sering berdoa supaya dia cepat pergi dari dunia ini,

Rambut lebat jisoo semakin hari semakin rontok, bahkan kepalanya saat ini sudah tiada sehelai rambut pon yang berbaki. Tapi jihyo tetap sering memujinya cantik walaupun dihati anak itu mempunyai getaran hebat, dia takut kehilangan jisoo dan tidak bersedia jika saat itu tiba. Jisoo adalah alasan dia hidup, seberapa berat kehidupan yang dia lakui hanya kedua mereka yang tahu

Tubuhnya semakin mengurus dan tidak bisa berjalan seperti anak lainnya lagi, sudah berkali jihyo membawa jisoo ke hospital namun dia dihalau mentah oleh kakitangan disana kerna sekarang mereka tidak lain tidak bukan hanya anak gelandangan ,jihyo cuba untuk mencari kerja tapi diusia 11 tahun siapa yang berani mempekerjakan anak bawah umur sepertinya

Rumah mereka dibawah jambatan, katil mereka kotak sisa buangan, selimut mereka adalah pelukan kehangatan, makanan mereka sisa makanan di tong sampah. Pakaian baru mereka bisa ada di pembuangan sampah, dan jika mereka beruntung akan ada mainan yang sudah dibuang kerna rosak menjadi milik mereka.

.

"Jisoo ah, unnie terjumpa mainan bagus buatmu semalam"ujar jihyo membuatkan anak mata jisoo berbinar

"Apa unnie serius, mana aku mau liat"ujar jisoo tidak sabar

"Ini untukmu, maniskan"ujar jihyo sambil tangannya menghulurkan boneka yang sedikit robek namun sudah dijahit oleh jihyo sebelum tidur semalam

"Woah! Aku sangat menyukainya unnie, makasih"ujar jisoo terlihat sangat bahagia dengan mainan barunya

.

Tapi tidak dengan jihyo, dia kesal sama dirinya sendiri kerna tidak bisa memberikan mainan yang lebih bagus buat bayinya ini

.

"Maaf~unnie akan cuba membeli mainan baru buatmu nanti"ujar jihyo mengulas lembut bahu jisoo membuatkan anak itu langsung menggeleng tidak setuju

PROTECTORS & DEFENDERSWhere stories live. Discover now