41. What If

221 46 5
                                    

Playlist | Untukmu Aku Bertahan - Afgan

Happy reading :)

🌼🌼🌼

Dirta membawa mobilnya ke luar area kampus. Matahari mulai tenggelam. Berganti semburat jingga di ufuk barat. Pandangan Dirta tertuju lurus fokus ke depan. Memperhatikan kendaraan berlalu lalang dalam diam. Sesekali matanya beralih menatap ke samping pada beberapa orang yang memilih berjalan di trotoar. Tepat ketika akan melintas pada sebuah halte bus, Dirta melihat sosok yang tidak asing. Ya, dia melihat Nabila sedang duduk di halte dengan beberapa anak SMA. Dirta memutar kemudi supaya mobilnya berada tepat di bahu jalan. Ia berniat menawarkan tumpangan untuk Nabila.

Netranya menyipit saat memperhatikan gerak-gerik Nabila. Gadis itu terlihat menggeser posisi duduknya menjauh dari anak SMA tadi. Namun, rupanya cowok-cowok itu juga turut menggeser posisi duduknya memepet Nabila. Mulai lancang, salah satu dari mereka semakin berani dengan memegang tangan Nabila. Meski kondisi jalan raya tampak ramai, tetapi di sekitar halte tidak ada orang lain selain Nabila cowok-cowok itu.

Secara naluriah, Dirta mempercepat laju mobilnya. Kakinya menginjak aspal jalan berbarengan dengan suara Nabila yang melengking keras.

"Tolong!"

Ditariknya kerah baju seragam cowok SMA itu dengan kasar. Dirta melayangkan tinju kerasnya ke wajah salah satu dari mereka. Menghajarnya brutal tanpa memikirkan bahwa yang sedang dia pukul adalah masih anak kemarin sore. Namun, yang Dirta lupakan bahwa cowok itu tidak seorang diri. Melihat temannya dihajar sampai babak belur, yang satunya menendang punggung Dirta dari arah belakang. Sontak tubuh Dirta limbung. Kesempatan menyerang balik tak disia-siakan teman-temannya yang wajahnya belum berlumurkan darah. Mereka terlibat adu jotos, adu tendang, dan saling serang satu sama lain. Kemampuan berkelahi cowok yang masih berseragam SMA itu tidak bisa dianggap remeh. Beberapa kali berhasil membalas pukulan Dirta, karena Dirta memang kalah jumlah.

Di saat Dirta masih berkelahi, Nabila terus berteriak meminta pertolongan. Meski tidak ada yang datang untuk menolong. Dari sekian banyak mobil berlalu lalang, tak satu pun di antaranya berhenti dan melerai perkelahian yang sedang terjadi.

"Tolong ...." Suara Nabila serasa habis sedari tadi digunakan untuk berteriak. Wajahnya sudah bersimbah air mata. Hatinya sakit melihat Dirta dipukuli dan tidak ada yang bisa dia lakukan. Di tengah keputusasaan itu, sebuah mobil lain berhenti di bahu jalan.

"Lo nggak kenapa-kenapa?"

Nabila mengusap air mata untuk menjernihkan pandangan. "Junior?"

"Ada yang luka?"

"Dirta ...," tunjuknya pada Dirta yang baru saja berhasil di banting ke tanah. "Tolongin Dirta."

Junior bangkit berdiri dari posisi berjongkoknya. Kedua tangannya mengepal erat. Dua orang yang mengeroyok Dirta salah satunya sudah ditarik mundur Edo yang datang bersama Junior.

"Ta, kamu ...." Pertanyaan Nabila tertahan di tenggorokan. Dirta jelas kenapa-kenapa karena yang Nabila dapati sekarang adalah cowok itu terbaring di atas tanah dengan mata terpejam. Beberapa lebam terlihat di wajahnya.

"Bilang sama aku mana yang sakit, Ta?"

Mata Dirta perlahan membuka. Namun, hanya berlangsung sedetik kedua kelopak mata itu kembali tertutup. Dirta merasa kepalanya semakin pusing ketika membuka mata. Sampai pada akhirnya kegelapan berhasil merenggut kesadaran Dirta, mengundang jerit panik dari Nabila.

"Dirta! Ta, kamu gak pa-pa, 'kan? Dirta bangun!"

"Ta, kamu denger suara aku? Dirta, please jangan bikin aku panik begini."

DisabiloveWhere stories live. Discover now