21. Putus?

181 39 11
                                    

Playlist | ILU IMU - Hati Band

Happy reading :)

🌼🌼🌼

Matahari masih terbit di ufuk Timur dan tenggelam di ufuk Barat. Gurat kemilau senja akan senantiasa terbentang di langit sore ketika awan mendung tidak datang mengganggu. Semuanya masih terasa sama seperti hari-hari sebelumnya. Namun, tidak dengan apa yang dialami Dirta. Belakangan ini kepalanya lebih penuh dan rumit. Beban di pundaknya terasa semakin memberat. Terlebih lagi sudah berapa hari ini Dirta sulit sekali untuk sekedar berbicara dengan Nabila.

Dirta tahu Nabila sedang menghindar. Yang Dirta tidak tahu adalah alasan di balik semua itu. Memutar otak rasanya sulit saat kepalanya dipenuhi dengan berbagai cabang masalah. Perihal Zela dan Om Bara.

"Kusut banget muka lo," komentar Kaesang. Anggota inti dari Refour kini sedang menghabiskan waktu istirahat di warung seberang sekolah. "Mikirin utang lo, Ta?"

"Orang kayak Dirta mana bisa punya utang, sih. Tinggal tunjuk aja langsung ada apa yang dia mau."

Alka geleng-geleng takjub merespon candaan Dimas. "Bukan lagi," katanya. "Ketua kita emang beda. Menang balapan bukannya disimpen duitnya, kalo Dirta mah, langsung lempar ke Nevan suruh ngasih ke panti. Semuanya pula."

"Tanpa terkecuali," sambung Nevan. "Jadi lo kenapa, Ta? Lagi ada masalah?"

"Nabila ngehindarin gue." Dirta meremas rambutnya frustasi. Jujur saja tangannya gatal sekali ingin mengambil satu puntung rokok dari bungkus yang tergolek di atas meja. Kali-kali dengan menyesap batang nikotin tersebut, beban pikirannya bisa ikut dihembuskan begitu saja bersama asap rokok itu. "Pusing gue. Gue ajak bicara pasti selalu pergi duluan anaknya."

Nevan, Alka, Kaesang, dan Dimas saling lirik. Keempat cowok itu terlihat berbicara dengan bahasa tubuh.

"Mungkin karena lo bolos waktu itu, Ta."

"Hah?"

"Itu, tuh ... pas tempo hari lo gak masuk tanpa keterangan," jelas Dimas lebih lanjut. Cowok itu memilih menjadi orang yang menjelaskan akar permasalahannya. "Nabila waktu itu nanya ke gue bareng Dirta apa nggak, gitu. Gue jawab aja enggak karena gue juga emang lagi gak bareng sama lo."

"Bener, tuh. Dia pas istirahat juga nanya ke gue. Keliatan khawatir campur panik, sih," timpal Alka.

"Lo belum jelasin sama Nabila ke mana lo waktu itu?"

Dirta menggeleng. "Gue hubungin gak bisa. Chat juga sampe sekarang belum ada yang dibales."

"Lo diblok kali."

"Gak. Foto profil dia masih keliatan di gue. Kayaknya emang Nabila sengaja gak aktifin handphone-nya."

"Berarti udah level parah, tuh, ngambeknya."

"Samperin aja, Ta. Ajak ngobrol baik-baik," saran Nevan. "Masalah kalau dibiarin bukannya kelar yang ada malah makin rumit."

Dengan gerakan dramatis Dimas merentangkan tangannya ke arah Nevan. Berlagak seolah-olah sedang menyambut kehadiran tokoh penting. "Widih .... Pakar cinta anak Refour punya, nih!"

"Apaan, sih, lo! Lebay!" Ditepisnya tangan Dimas yang hampir saja mencolok matanya. Untung Nevan sigap memundurkan wajah, kalau tidak ... fiks matanya sudah terkena jari Dimas.

"Gue cabut dulu kalau gitu."

"Semangat, Ta!"

"Fighting, Dirta!"

DisabiloveWhere stories live. Discover now