11. A Day with Pacar

266 46 3
                                    

Playlist | 24/7 - Celina Sharma Ft Harris J

Happy reading :)

🌼🌼🌼

"Argh, gue pusing! Mau pecah rasanya kepala gue."

Dirta mendongak dari buku yang ia baca dan pahami. Saat ini Dirta sedang berada di kamar Nabila, mengajari gadis itu pelajaran yang masih mendapatkan remedial pada saat UTS kemarin.

"Udah ngerti belum?"

"Belum! Yang ada makin ruwet isi kepala gue," balas Nabila tak santai. Sudah sejak beberapa jam yang lalu Nabila harus berkutat dengan buku-buku paket tebal yang semuanya berisi angka dan rumus. Bukannya paham yang ada Nabila justru mual.

"Mana yang belum ngerti?"

"Ta, please ... udahan, ya, belajarnya?"

"Nanti. Katanya lo masih belum ngerti. Sini, biar gue jelasin lagi."

Nabila mencebikkan bibir kesal. Demi Tuhan ini kepalanya sudah berdenyut-denyut dan mulai mengepulkan asap. Sebentar lagi Nabila yakin kepalanya akan meledak.

"Jadi, ya, Sayang, efek Doppler itu, tuh, perubahan frekuensi suara yang dihasilkan oleh sumber suara yang bergerak. Contohnya kayak--"

"Sirine ambulans," potong Nabila. "Ya kalau itu gue juga udah paham, Ta. Gue cuma pusing ngeliat rumusnya yang fp sama dengan v dibagi apalah itu, pusing gue!"

"Lah, itu udah paham. Ya udah buat perumusannya kita pelajari sesi belajar berikutnya, okay?" kata Dirta. Tangannya berlabuh di atas kepala Nabila dan mengusak surai gadis itu dengan gemas. "Pinter banget pacar gue aslinya, tuh. Cuma kalah sama malesnya aja."

Nabila mencebikkan bibir sebelum menelentangkan tubuhnya yang terasa pegal. "Akhirnya ... selesai juga belajar bareng Pak Dirta," ucapnya.

Tawa Dirta mengudara mendengar kalimat Nabila. Dirta merapikan buku-buku yang berhamburan di atas ranjang dan menumpuknya menjadi satu tumpukan. Nabila? Gadis itu bukannya membantu justru sedang bergoleran di atas ranjang dengan nyaman. Biarkan saja Dirta yang membereskan kekacauan yang ada. Lagipula ini juga akibat ulah Dirta yang bersikeras menyuruh Nabila untuk belajar. Padahal, mah, tadi Nabila sudah siap tengkurap di depan laptop menonton film. Dirta memang the real pengganggu. Tiba-tiba saja datang dan asal nyelonong masuk lalu mengajak belajar. Well, Nabila sadar, sih, jika itu juga untuk kebaikannya, tapi tetap saja menyebalkan.

"Capek banget, ya?" Dirta sudah kembali ke posisi semula. Diperhatikannya gadis yang sedang memejamkan matanya itu.

"Iya. Otaknya sampe ngebul, nih."

Kedua sudut bibir Dirta melengkung naik. Ibu jarinya ia larikan pada kening Nabila yang tertutup beberapa helai poni tipis. Diusap-usap kening itu dengan lembut dan secara teratur, menghantarkan rasa nyaman sampai-sampai Nabila hampir jatuh terlelap.

"Cita-cita lo apa, Bil?" tanya Dirta tiba-tiba.

"Hm, apa, ya?" gumam Nabila. Kedua matanya sudah terbuka dan kini tampak mengawang-awang. "Dokter mungkin. Selama ini gue suka banget sama hal-hal yang berhubungan dengan Biologi."

"Bukannya passion lo di musik?"

"Ya iya, tapi musik cuma gue jadiin sekedar hobi. Kalau lo? Apa cita-cita lo?"

"Gak tahu," balas Dirta. Jawaban yang membuat Nabila mengangkat tubuhnya dari posisi rebahan.

"Kok gak tahu?!"

DisabiloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang