35. Pulang Bareng

231 41 4
                                    

Playlist | Apa Kabar Sayang - Armada

Happy reading :)

🌼🌼🌼

"Kak, lihat, deh." Zela menunjukkan layar ponselnya yang menunjukkan sebuah foto kucing lucu berbulu putih lebat. "Cute, 'kan?"

"Iya, mirip kayak kamu."

"Maksudnya aku mirip sama kucing, gitu?"

Dirta menggelengkan kepala panik. "Bukan. Maksud aku imutnya mirip kayak kamu," ucapnya membenarkan. "Kucing kamu?"

"Belum resmi, sih, Aku baru lihat-lihat soalnya ada temen yang nawarin. Menurut Kak Dirta, aku beli jangan?"

"Terserah kamu. Kalau kamu emang mau pelihara kucing, aku nggak berhak larang asal kamu harus bisa tanggung jawab, gimana? Bisa?"

Zela menangguk-angguk. "Bisa, dong!"

"Bagus, deh. Emang nggak ada hal yang nggak kamu bisa, sih."

"Kalau nanti udah fix dan deal, anterin Zela, ya, Kak?"

"Boleh," jawab Dirta seraya mengusap rambut halus Zela.

Mereka baru saja tiba di kampus setelah sebelumnya Dirta menjemput Zela terlebih dahulu. Kebetulan jadwal kuliah mereka hari ini dimulai pada jam yang sama jadi bisa sekalian berangkat bersama.

Tatapan Dirta yang awalnya berlabuh pada sosok imut Zela beralih saat mendengar bisik-bisik dari beberapa anak yang ada di sana. Dirta mengedarkan mata dengan perasaan bingung. Memangnya ada hal menarik apa sampai beberapa mahasiswa rela menjeda langkah mereka? Lalu, tiba-tiba saja tatapannya terpaku pada seorang gadis yang sedang berjalan tertatih-tatih dengan tongkatnya. Agaknya semua mata tertuju ke arah yang sama, yakni ke arah gadis itu.

Namun, apa yang menjadikan pemandangan itu menarik sampai menyita banyak atensi mahasiswa yang berlalu lalang? Oh, Dirta paham! Semua itu karena mereka semua menantikan pertunjukkan yang akan dimulai oleh anak pemilik kampus ini. Yup, siapa lagi kalau bukan Junior Aksara. Matanya memandang bolak-balik ke atas lalu beralih ke bawah. Reflek Dirta begitu cepat saat sadar apa yang akan Junior lakukan. Sembari berlari tunggang-langgang Dirta melepas jaket denim yang sedang ia pakai. Begitu jarak antara dirinya dan gadis bertongkat yang tak lain adalah Nabila, Dirta menarik pergelangan tangan gadis itu dan membentangkan jaketnya ke atas kepala. Detik berikutnya suara guyuran air terdengar begitu keras. Masalahnya adalah itu bukan sembarang air. Dilihat dari warnanya saja air itu sudah dioplos dengan tepung, telur, dan aneka bahan lainnya yang bisa digunakan untuk membuat kue.

Semua mata terpaku menatap apa yang tersaji di depan mata. Begitu juga Zela yang membeku untuk beberapa saat. Bahkan ia tidak sadar kapan Dirta sudah tidak lagi berdiri di sebelahnya.

Di sisi lain, Junior yang berdiri di atas rooftop menatap ke bawah dengan kedua telapak tangan terkepal kuat. Matanya menyorot tajam ke arah dua insan yang kini selamat dari rencana indahnya. Huh, jadi ini yang dibilang tidak mengenal si gadis cacat itu? Junior memang tahu bahwa Dirta adalah cowok baik, tapi biasanya cowok itu tidak akan repot-repot melibatkan diri seperti ini jika dia sedang bermain-main dengan targetnya.

"Are you okay?" Dirta bertanya pada Nabila yang masih terpekur di tempat. "Baju lo nggak basah, tapi celana lo kecipratan sedikit."

"A-aku nggak pa-pa."

Mengangguk, Dirta mengibaskan jaketnya yang sudah tidak rupa bentuk dan warnanya. Ia menghembuskan napas lelah. Melempar jaket denim tersebut ke tong sampah terdekat.

"Kak! Kak Dirta nggak pa-pa?"

Suara bertanya dengan nada kepanikan itu membuat Dirta dan Nabila menoleh serentak. Nabila masih ingat gadis ini. Siapa namanya? Sela? Ah, Mela? Entahlah, yang jelas gadis ini adalah gadis yang sama yang ia lihat saat itu sedang bersama Dirta di perpustakaan.

DisabiloveWhere stories live. Discover now