44. Unexpected Propose

358 40 22
                                    

Playlist | Semata Karenamu - Mario G Klau

Happy reading :)

🌼🌼🌼

Sensasi dingin yang menusuk tulang pipinya membuat Nabila berjengit sampai tersentak mundur. Gadis itu mendongak melihat pelaku yang sudah membuyarkan fokusnya dalam membaca buku.

"Dirta!" Netranya mendelik. Nabila pikir tadi orang lain. "Ih, aku kirain—"

"Siapa?" potong Dirta sebelum kalimat itu terselesaikan.

"Eh, enggak, kok. Kamu dari mana?"

"Dari kelas." Dirta menyerahkan sekaleng minuman dingin kepada Nabila. Ia mengambil duduk tepat di sebelah gadis itu. "Kamu udah selesai kelasnya hari ini?" tanyanya kemudian.

"Udah."

"Terus, kenapa belum pulang?"

"Nanti, deh. Masih mager."

Dirta manggut-manggut. Tangannya meraih kembali kaleng minuman dari tangan Nabila saat memperhatikan gadis itu kesusahan untuk membukanya. "Pulang bareng aku mau?" tawarnya.

Nabila tersenyum hingga deretan giginya yang putih terlihat. "Boleh."

Lantas keheningan menjadi teman keduanya selama hitungan menit. Dirta yang asik menatap ke depan dengan pikiran yang terus melanglang buana, sedangkan Nabila kembali fokus dengan bahan bacaannya. Sampai di detik berikutnya Nabila menoleh cepat. Tangannya yang semula tergeletak begitu saja di samping tubuhnya diambil oleh Dirta. Digenggamnya tangan tersebut dengan mimik wajah yang seolah tidak melakukan apa-apa. Padahal di sampingnya Nabila sudah tercenung menatap Dirta sampai tidak berkedip.

"Dua tahun ini pasti berat banget buat kamu ya?"

Nabila diam. Ia setia memasang telinga untuk mendengarkan lebih lanjut.

"Aku minta maaf untuk yang kesekian kalinya, ya, Bil. Aku tahu kalau dengan maaf pun nggak akan merubah keadaan, tapi please izinin aku buat nebus waktu yang udah kamu lewatin sendirian."

Semakin mengeratkan genggaman tangannya, Dirta menoleh ke kiri. Di mana posisi mereka berdua saat ini saling beradu pandang dalam jarak yang tidak lebih dari dua jengkal tangan. "Aku janji selama sisa hidup kamu, kamu nggak akan pernah ngerasain yang namanya sendirian lagi."

"Ma—maksud kamu apa, Ta?"

"Kamu mau nggak kalau nikah muda sama aku?"

"Ta ...." Nabila speechless. Pikirannya langsung blank ketika secara tidak terduga Dirta mengajaknya menikah. Astaga, apa dirinya hanya tengah berhalusinasi? Di siang bolong begini? Namun, gerakan tangan Dirta yang masih menggenggam tangannya menyadarkan Nabila bahwa ini semua bukan halusinasi atau mimpi di siang hari.

"Kamu nggak usah khawatir soal masa depan kamu, Bila. Kamu masih tetep bisa kuliah, ngejar apa yang udah jadi mimpi kamu dari dulu. Aku nggak akan ngelarang dan ngebatesin kamu meskipun kita udah nikah nanti."

Nabila menarik paksa tangannya lepas dari genggaman. Hal yang berikutnya dia lakukan adalah melayangkan pukulan bertubi-tubi pada tubuh Dirta. Gadis itu tidak peduli Dirta akan kesakitan karena Nabila hanya ingin meluapkan perasaannya yang terasa campur aduk. Bahkan buku tebal yang tadi dibacanya menjadi senjata untuk memukul Dirta.

"Aw! Aduh! Bil, kenapa aku dipukul, sih?! Aw, aw! Sakit tau!"

"Kamu ngeselin."

"Hah?"

"Ih, sana pergi! Aku nggak mau liat muka kamu. Ngeselin!"

Dirta mengerutkan kening semakin bingung. "Hah? Kenapa? Aku salah apa?"

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Nov 22, 2022 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

DisabiloveWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu