22. ILY

203 30 13
                                    

Playlist | Title - Meghan Trainor

Happy reading :)

🌼🌼🌼

Dimas, Alka, Nevan, dan Kaesang terheran-heran melihat Dirta dan Nabila yang jalan memasuki kelas saling berjauhan. Mereka berpandangan dengan alis yang sesekali dinaik-turunkan. Dalam benak masing-masing mereka mengira bahwa mungkin Dirta gagal membujuk Nabila sehingga hubungan keduanya masih belum membaik. Padahal yang sebenarnya terjadi justru kebalikannya. Dirta dan Nabila berjalan berjauhan bukan karena masih saling menghindar, tapi karena Nabila yang berteriak kepada Dirta supaya stop dekat-dekat dengannya. Nabila masih dibuat salah tingkah karena tindakan impulsif dari Dirta.

"Gagal, Ta?" tanya Kaesang yang duduk sebangku dengan Dirta. "Nabila masih nggak mau ngomong sama lo, ya?"

"Enggak, udah baikan."

"Hah? Jangan ngibul lo. Orang masih keliatan kayak musuhan gitu jalannya."

"Gak ngibul gue, beneran. Nabila-nya aja yang lagi salting."

Kaesang semakin merapatkan duduknya dengan Dirta. Dengan berbisik cowok itu lanjut bertanya. "Salting kenapa?"

"Kepo lo. Dah, sana jauh-jauh!"

Kaesang mendengus, tapi tetap menggeser badannya. Keributan yang terjadi di kelas seketika senyap saat guru mata pelajaran Seni Budaya memasuki ruang kelas.

🌼🌼🌼

"Masuk, gih."

"Kamu mau pergi lagi, ya, abis ini?"

"Boleh, 'kan?" tanya Dirta. Tangannya membantu melepas kaitan helm yang Nabila pakai. "Nanti kalau selesai langsung pulang, kok."

"Mau ke mana emang?"

"Ketemu sama Om Bara."

"Om Bara itu ...."

"Istrinya Tante aku, adik dari ayah. Bokapnya Atlas."

Nabila manggut-manggut, ingat siapa Bara yang dimaksud oleh Dirta. Meski bukan pertama kalinya mendengar nama Bara, tapi ingatan Nabila terlalu buruk untuk mencari tahu siapa pemilik Bara ini.

"Yaudah, hati-hati."

"Aku pergi dulu. Nanti kalau udah sampai aku kabarin."

Dirta menunggu Nabila hingga gadis itu menutup pintu dan tak terlihat lagi. Tanpa berlama-lama Dirta segera memacu kembali motornya menuju panti asuhan. Ya, tempat yang akan menjadi saksi bisu pertemuan Dirta dengan om-nya itu adalah panti asuhan yang sudah seperti rumahnya sendiri. Rencananya Dirta ingin bertanya alasan Om Bara yang tampak penasaran dengan Dirta. Masa iya kalau Om Bara akan mengadopsi Zela sebagai anak? Apa mungkin Om Bara masih menginginkan anak lagi sedangkan Tante Ocha sudah tidak mau hamil lagi?

Entahlah. Dirta akan segera menemukan jawabannya. Dan benar saja, begitu motornya sudah memasuki pelataran panti Dirta sudah bisa melihat mobil Om-nya berada di sana. Semoga saja ia belum terlambat.

"Assalamualaikum, permisi," salam Dirta seraya membungkuk sopan. Cowok itu menyalimi tangan ibu panti dan Om Bara secara bergantian. "Udah dari tadi, Om?"

"Lumayan. Kamu baru pulang dari sekolah?"

"Iya, Om."

"Kenapa nggak pulang ganti baju dulu? Gak baik main di luar kalau masih pakai seragam sekolah begitu. Nanti kalau ada sesuatu nama almamater sekolah kamu bisa tercoreng."

Lihat siapa yang berbicara? Seorang mantan ketua BEM yang jaya pada masanya. Pemimpin para mahasiswa yang turun ke jalan untuk menyuarakan aksi dan aspirasi mereka kala itu. Jadi tidak heran jika menjunjung nama baik almamater adalah hal yang penting dilakukan oleh para siswa dan mahasiswa. Seperti apa yang baru saja ia katakan kepada keponakannya tersebut.

DisabiloveWhere stories live. Discover now