14. Pertolongan

221 45 6
                                    

Playlist | Happiness - Seventeen

Happy reading :)

🌼🌼🌼

Dapur menjadi tempat Dirta bertempur dengan bahan-bahan yang sejujurnya awam diketahui oleh anak remaja seusianya. Namun, Dirta tidak sebuta itu tentang mana yang dinamakan jahe, lengkuas, garam, merica, dan yang lainnya. Saat ini Dirta sedang menyiapkan bumbu-bumbu nasi goreng sambil menunggu nasi di rice cooker masak. Sengaja ia tidak menggunakan bumbu instan karena nasi goreng yang akan dibuat sekarang adalah nasi goreng spesial. Spesial untuk sang bunda.

Di tengah kegiatan memasaknya, ponsel di dalam saku celana kembali berdering. Kali ini bukan panggilan dari nenek atau pun kakeknya, melainkan dari sang pacar.

"Halo, Bil," jawabnya saat panggilan sudah terkoneksi.

"Ta, bisa minta tolong?" Suara Nabila terdengar panik. Mau tak mau kepanikan itu turut menjalar ke Dirta.

"Kamu kenapa?"

"Mama, Ta. Mama pingsan. Ayo anterin ke rumah sakit. Aku gak mau kalau Mama sampai kenapa-kenapa."

Tangan Dirta meremas rambut. Bibir bagian bawahnya digigit bersamaan bunyi 'ctak' pada rice cooker.

"Ta? Kamu dengerin aku nggak, sih?!"

"Hm."

"Yaudah ayo buru anterin!"

"Sorry, Bil, aku gak bisa. Bunda di rumah sendiri, bibi lagi pulang kampung dan Kakek sama Nenek juga lagi pergi. Aku gak bisa ninggalin Bunda sendirian."

Dirta menghela napas panjang. Perasaannya dilema. Di satu sisi ia ingin mengantarkan Nabila dan mamanya ke rumah sakit, tapi di sisi lain ada bundanya yang tidak bisa ditinggalkan sendirian begitu saja. Dirta tidak ingin mengambil resiko dengan membiarkan bundanya di rumah tanpa adanya orang lain. Apalagi mengingat kondisi mental bundanya yang masih sering tidak stabil.

"Terus aku harus minta anter siapa, dong?!" tanya Nabila terdengar semakin panik. "Sopir lagi dipakai sama Papa. Papa juga udah aku hubungi tapi gak bisa-bisa."

"Aku cariin taksi, ya?"

"Lama, Ta!"

"Ya udah, kamu tenang dulu. Jangan panik." Andai saja kondisi bundanya tidak seperti sekarang, pasti Dirta sudah meminta tolong kepada bunda agar bisa memeriksa kondisi mama Nabila. Setahu Dirta dari cerita yang didengar, dulu bundanya adalah seorang perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit terbesar di kota ini. Namun, setelah kejadian naas yang menimpa, bundanya tidak pernah kembali bekerja lagi.

"Ah, yaudah, lah!" seru Nabila putus asa. Selang satu detik berikutnya terdengar bunyi tut, tut, tut, pertanda panggilan telah diputus.

Helaan napas terdengar. Dirta menumpukan kedua tangannya dengan kepala tertunduk. Ia bingung. Harusnya Dirta bisa menjadi sosok yang diandalkan oleh Nabila di saat-saat genting seperti ini. Namun, Dirta tidak kuasa meninggalkan rumah.

Akhirnya dengan pikiran yang masih melanglang buana, Dirta kembali melanjutkan kegiatan membuat nasi gorengnya. Tidak butuh waktu lama hingga menu dengan bahan utama nasi itu sudah tersaji cantik di atas sebuah piring. Dari aromanya saja sudah terhidu sedap. Pun dengan tampilannya yang sudah Dirta hias dan susun dengan sangat epiknya.

Memastikan dapurnya sudah kembali bersih dan rapi, Dirta membawa nasi goreng di atas sebuah nampan yang bersandingan dengan segelas air putih. Kaki jenjangnya melangkah meniti anak tangga satu per satu.

DisabiloveWhere stories live. Discover now