31. Hikmah di Balik Sebuah Musibah

217 36 4
                                    

Playlist | 첫사랑 (First Love) - Sondia

Happy reading :)

🌼🌼🌼

"Bunda? Bunda?"

Wanita di sampingnya tampak tersentak. Buru-buru dia menormalkan ekspresinya menjadi datar.

"Bunda nggak pa-pa?"

"Hm."

"Ada sesuatu di wajah Dirta, ya? Bunda keliataan merhatiin wajah Dirta dari tadi sampai bengong gitu."

Tangannya terulur, menyentuh halus pipi anak lelaki di sebelahnya. "Kamu ... kamu," ia berdehem. "You just remind me of him."

Dirta mengulas senyum tipis. Dia sendiri pun tahu—sangat tahu malah, bahwa parasnya ini sangat mirip atau bahkan bisa dibilang hampir sama dengan wajah mendiang ayahnya, jadi bukan hal aneh jika bundanya selalu menatapnya dalam seolah sedang menyelami sesuatu di dalam dirinya.

"Maaf ya, Bunda, karena Bunda jadi keinget Ayah terus tiap liat Dirta. Pasti nggak mudah, ya, buat Bunda?"

"It's okay."

"Nenek pernah bilang sama Dirta kalau Dirta harus pelan-pelan ngerti kondisi Bunda karena kata Nenek setiap Bunda ngeliat Dirta, Bunda kayak ngeliat Ayah. Meskipun Dirta nggak ingat apa-apa, tapi Dirta bisa rasain semuanya. Dirta minta maaf udah jadi anak yang banyak ngerepotin Bunda, ya."

Kedua sudut bibirnya melengkung ke atas dengan sorot mata sendu. Dibelainya rambut anak lelakinya yang sudah tumbuh semakin besar. Banyak momen yang sudah terlewatkan antara dirinya dengan sang buah hati. Selama ini ia terlalu berkutat dengan duka masa lalunya sampai-sampai tak menghiraukan keberadaan anak semata wayangnya. Satu-satunya harta yang tak ternilai harganya yang ditinggalkan oleh mendiang suaminya. Harusnya dia bisa menjaga dan merawat anak mereka dengan baik dan penuh kasih sayang. Bukannya menelantarkan dan tak pernah peduli akan apa yang menimpa Dirta.

"Bunda yang minta maaf."

Karena mungkin jika Dirta tak kehilangan ingatan, anak lelakinya itu akan membencinya. Mengingat semua hal buruk yang selama ini tak pantas dilakukan oleh seorang ibu, dia yakin bahwa Dirta akan sangat membencinya.

Setitik air mata menetes begitu saja tanpa diundang. Membuat Dirta panik dan buru-buru mengusap lelehan bening tersebut.

"Kenapa, Bunda? Ada yang sakit? Dirta nyakitin Bunda?"

Gelengan kepala ia berikan. "Bunda cuma masih suka heran kenapa gak ada satu pun dari fisik kamu yang mirip sama Bunda. Semuanya persis seperti Ayah kamu."

"Mungkin karena Ayah terlalu mencintai Bunda," kata Dirta.

Ya, mungkin karena Nathan terlalu mencintai seorang Laras Mirandari sampai-sampai ketika lelaki itu pergi untuk selamanya, parasnya hanya berubah wujud menjadi seorang malaikat kecil yang sekarang sudah semakin beranjak dewasa.

"Sama kayak Dirta yang juga cinta banget sama Bunda," lanjut Dirta sambil mendekat ke arah bundanya untuk memeluk wanita tersebut.

"Kamu manja gini nggak malu sama pacarmu?"

"Enggak. Kenapa harus malu? Bunda itu first love Dirta."

"Gimana tadi kuliahnya?"

Masih di dalam pelukan sang bunda, Dirta menjawab, "Aman."

"Udah makan belum?"

"Udah tadi sama Zela sekalian nganter pulang."

"Sering-sering ajak dia main ke sini, biar Bunda makin kenal sama pacar kamu."

DisabiloveWhere stories live. Discover now