20. Kakak Terbaik

34 14 0
                                    

Selamat pagi/siang/sore/malam semuanya.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan memberikan vote di cerita aku.

Semoga kalian suka sama cerita aku yang satu ini

Happy reading all

" Dingin. ", ucap Reno sembari menggosok kedua tangan nya akibat kedinginan.

" Namanya juga masih pagi. Kita latihan sekarang disini
sampai jam... ", Reano menggantungkan ucapan nya untuk melirik ke jam yang melingkar di lengan kiri Reano.

" Sampai jam 10. ", sambung Reano lalu mengambil ransel yang ia bawa. Di dalam nya terdapat baju taekwondo miliknya dan milik Reno.

Saat ini jam menunjukkan pukul 6 pagi, mereka berlatih ditempat di mana Reno berlatih Taekwondo di luar sekolah.

Reno membantu kakak kembar nya untuk mengambil tas raket bulutangkis di sepeda mereka.

Seorang remaja laki-laki pun berjalan menghampiri mereka sembari membawa beberapa barang yang mereka butuhkan.

" Ini body protector sama matras yang kalian berdua butuhkan, gue pinjemin nih kalau yang punya sabeum di bawa soalnya ", ucap senior sembari memberikan barang-barang tersebut kepada si kembar.

" Oke sudah siap! ", ucap Reno yang sudah memakai baju taekwondo di sertai sabuk Taekwondo yang terikat di pinggang . Reano pun lantas memakaikan body protector kepada Reno dan matras supaya tidak terlalu kasar untuk bagian bawah nya.

Reano mengangguk dan pemanasan terlebih dahulu agar tubuh mereka tidak kaget ketika latihan nanti.

" Ayo lah ano, kita mulai. ", ajak Reano sudah tidak sabar.

" Iyaaa ayok sini, ayok jumping dulu ", ucap Reano sembari loncat-loncat kecil atau sikap awal taekwondo.

Reno dengan lincah nya menghindari serangan Reano dengan cepat dan kemudian menendang Reano dari arah samping kanan yang membuat Reano tersingkir.

Reno mengulurkan tangan nya untuk membantu kakak kembarnya bangun. Mereka pun memulai kembali, dengan cepat Reano menghindari serangan tendangan dari Reno, membuat Reno semakin gencar menendang bagian kepala Reano.

Namun, nihil. Tendangan yang berhasil di taklukan adalah tendangan dari Reano yang membuat Reno tersungkur kebelakang.

" It's oke? Sorry kekencengan ", ucap Reano sembari membantu berdiri adik kembarnya. Reno lantas mengangguk.

" Gak papa kok, kayak gini malahan seru, biar gak kaku juga pas
nendang ", ucap Reno kemudian berjalan ke arah tempat duduk di pinggir taman.

" Kamu hebat banget tadi, gak nyangka aku, ternyata kamu juga hebat Ano ", ucap Reno dengan nafas tersengal.

" Kamu juga makin jago nih, kayak nya kamu udah siap buat pertandingan nya ", ucap Reano.

" Ano... ", ucap Reno pelan yang hampir tidak terdengar oleh siapa pun.

Reano melirik ke arah adik kembar nya yang kini sedang menundukkan kepala.

" Kenapa eno?. ", tanya Reano bingung dengan sifat adik nya yang berubah secara tiba-tiba.

" Kalau kita gak menang bagaimana? Kalau menang ya alhamdulillah bisa lanjut ke tingkat selanjutnya, kalau gak bagaimana?. ", Reno gelisah jikalau ia tidak bisa memenangkan pertandingan tersebut untuk sekolah nya tahun ini.

Reano meminum minuman yang sempat ia bawa dan mengelus rambut Reno dengan sangat lembut.

" Eno jangan ngomong seperti itu, Eno pasti menang kok tahun ini percaya deh sama ano. ", ucap Reano. Sebenarnya ia juga berpikir sama dengan Reno.

" Tapi kata ayah, aku gak bakalan bisa jadi atlet taekwondo. ", Reno menghela nafas nya dan sedetik kemudian ia meneteskan air mata nya.

Reano dengan cepat menghapus air mata yang  sempat keluar dari mata adik kembar nya dengan punggung tangan.

" Eno, dengerin ano deh. Kalau eno punya cita-cita harus di perjuangin jangan menyerah sampai sini. Katanya eno mau buktikan kepada  ayah kalau eno itu bisa. ", ucap Reano. Reno menatap ke arah Reano yang kini sedang menatap nya.

" Eno pasti bisa kok, ada ano disini jangan gitu ya. You can do it! ", Reano memberi semangat terhadap adik kembar nya yang sudah hampir menyerah dalam meraih mimpi.

Reno adalah anak yang mempunyai hati yang sangat lembut. Jika ada yang membentak atau memudarkan mimpi nya ia akan menangis di dalam kamar dengan di tutupi oleh bantal agar tidak ada orang satu pun yang mendengar tangisan nya.

" IYA ENO PASTI BISA,
MAKASIH ANO. ", ucap Reno setelah mendengar ucapan semangat dari sang kakak.

" Kita tidak boleh menyerah sampe sini ya? Kita berjuang bareng-bareng jangan sampai menyerah
di tengah jalan. ", lanjut Reano memberi semangat terhadap sang adik.

" Iya kita tidak boleh nyerah meskipun kita lewat jalur olahraga kita masih bisa untuk mewujudkan mimpi kita. Bagaimana pun rintangan nya eno akan melawan itu semua. Eno itu anak hebat bukan anak yang suka nyerah. ", ucap Reno untuk memberikan semangat terhadap dirinya sendiri.

" Buktikan kepada ayah kalau kita bisa sukses walaupun kita tidak bisa ikut jejak ayah. Kamu mau kan ayah bangga terhadap kamu kalau suatu hari cita-cita kamu terwujud?. ", ucap Reano, Reno mengangguk dengan cepat.

" Iya eno mau nunjukkin ke ayah kalau eno bisa menjadi orang sukses meskipun tidak bisa mengikuti jejak ayah menjadi tentara. Nanti eno mau tunjukkan kepada dunia kalau eno itu bisa! ", ucap Reno sangat semangat. Reano mengajukan kedua jempolnya setelah mendengar ucapan sang adik untuk menyemangati diri sang adik untuk meraih mimpi.

" Jadi, eno sudah siap untuk lusa nanti? Siap untuk melawan Nichol?. ", tanya Reano. Reno menegakkan tubuh nya.

" ENO SIAP UNTUK MELAWAN
NICHOL. ", ucap Reno lantang yang membuat pengunjung mini market menoleh kepada mereka.

Reno menoleh ke arah baju taekwondo yang masih melekat di tubuh nya. Ia menggenggam baju itu dan sedetik kemudian ia tersenyum.

Reano memeluk sang adik dengan erat seakan angin topan datang melanda saja tidak akan mampu memisahkan mereka.

" Udah selesai kalian berdua? ", suara tersebut membuat mereka berhenti berpelukan dan menoleh ke arah belakang.

Ternyata orang tersebut adalah kakak senior nya tadi yang membawakan mereka alat pelindung untuk bertanding.

" Udah kak, makasih ya udah di pinjemin ", ucap Reano lalu tersenyum. Kakak senior nya pun duduk di antara mereka.

" Tadi gue liat lo makin bagus juga tadi, keren deh buat lo Reno ", ucap kakak senior sembari menepuk punggung Reno sebagai tanda bangga terhadap nya.

" Makasih ya kak, gak sia-sia Reno latihan terus ", jawab Reno yang masih tersenyum sejak tadi.

Kakak senior nya pun mengangguk dan berdiri untuk membawa alat-alat tersebut kedalam mobil pribadi nya.

" Gue duluan ya, semangat buat lo Reno, ouh iya nanti ada lomba bulu tangkis lo mau ikut daftar juga gak Reano? ", tawar kakak senior teri. Reano sontak menoleh ke arah adik kembarnya itu. Reno pun mengangguk sebagai tanda ia menyetujui nya.

" Iya kak, Reano mau ", jawab Reano dengan antusias.

" Yaudah nanti gue info in ke lo lagi ", ucap kakak senior nya kemudian, ia pun pergi meninggalkan kan mereka berdua.

Jangan lupa vote+komen ygy

See you on next chapters

Strict Parents Twins || Sunoo & Jungwon ENHYPEN (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang