13. Sahabat Terbaik

35 18 3
                                    

Halo halo semuanya, cerita si kembar kembali lagi nih. Cerita ini belum sepenuhnya di revisi karena akan di revisi lagi saat cerita ini sudah selesai. Jadi untuk kedepannya aku akan kasih info ke kalian mengenai part yang udah di revisi ya. Jangan lupa votemennya teman-teman, selamat membaca
























Ketika mereka semua sudah pulang ke rumah, sudah ada Nando yang berdiri di pintu utama rumah tersebut.

Si kembar membuka kan pintu untuk abang nya dan menyuruh Nando untuk duduk di sofa ruang tamu.
Nando melihat sekeliling rumah besar dan mewah yang sudah tidak di tempati selama beberapa tahun. Nando mengukir senyum dikala ia melihat foto dengan bingkai foto berukuran cukup besar di pasang di ruang tamu.

Di foto itu ada Nando, ke dua abang nya si kembar dan almarhum kakek mereka sembari menunjukkan senyum khas mereka masing-masing ke arah kamera. Si kembar pun ikut duduk di hadapan abang nya itu yang masih fokus melihat foto masa kecil nya bersama keluarga nya yang masih lengkap

"Coba sekarang ceritain ke abang, kenapa kalian kabur dari rumah?" tanya Nando yang berada di hadapan kedua adik kembar nya itu.

Teman-teman si kembar yang lain sedang berada di lantai 2 karena, Reano menyuruh mereka untuk berada di lantai 2 agar teman-teman tidak mendengar perbincangan si kembar dan abang nya tersebut,"Ayah duluan," Reano menatap mata abang nya.

Nando menghela nafasnya kasar karena memahami perkataan yang di maksud oleh adik nya,"Sebelum kakek pergi ninggalin kita semua, Ayah udah janji mau dukung Reano maupun Reno untuk mewujudkan cita-cita kita berdua. Tapi, bukti nya apa? Gak ada bang, Ayah ngelarang kita buat ikutin berbagai perlombaan yang berkaitan dengan taekwondo dan bulutangkis," ucap Reano panjang lebar dan mengusap muka nya dengan kasar karena ia hampir emosi sebab ayah nya sendiri.

"Iya bener kata ano, bang," Reno membuka suara nya untuk membenarkan ucapan kakak kembar nya itu.

"Ayah mau, kita tuh kayak bang Athar," ucap Reano yang masih mengontrol emosi nya.

Nando memijat pangkal hidung nya. Ia menatap ke arah kedua adik kembar nya itu yang sedang bersandar di sandaran sofa,"Iya bang Nando ngerti kalo Ayah mau kalian tuh jadi kayak bang Athar jadi tentara, karena kalian satu-satu nya harapan Ayah."

"Eno pernah di ajak ngobrol sama Ayah," Reano dan Nando melirik ke arah Reno untuk meminta penjelasan maksud dari perkataan Reno tadi.

"Katanya, Ayah mau kita semua itu jadi tentara. Soalnya temen ayah tuh punya anak 3 nah anak-anak nya itu masuk tentara semua," Reano dan Nando saling bertatap-tatapan setelah mendengar pembicaraan Reno tadi.

"Apa kita harus kubur dalam-dalam mimpi kita berdua ya, bang?" tanya Reano. Nando menggelengkan kepalanya karena tidak setuju dengan ucapan adik nya tersebut.

"Gak usah, kejar mimpi kalian berdua pasal Ayah, nanti Abang bantuin ngomong," Si kembar hanya bisa mengangguk pelan setelah mendengar perkataan Nando.

"Oh ya, katanya nanti bakalan ada perlombaan tahunan antar sekolah lagi ya?" tanya Nando untuk mengganti topik pembicaraan karena Nando melihat muka dari adik-adik nya yang memerah karena membicarakan tentang perihal itu.

"Iya bang, itu pada lagi latihan buat ikut perlombaan nya nanti," jawab Reano sambil menunjukkan ke halaman belakang rumah.

"Asyikkk abang ikutan juga ah," seru Nando dan langsung berjalan ke arah halaman belakang yang masih menggunakan kemeja kerjanya.

Saat ini mereka semua sedang berada di halaman belakang untuk berlatih. Nando beralih ke  Aldo yang sedang berlatih bermain tenis meja yang di temani oleh Calvin,"Eh bang Nando, mau main bang?" tanya Calvin yang baru menyadari kalau Nando sedang berada di belakang Aldo.

Fokus Aldo teralihkan dan membalikan badan nya. Di belakang Aldo sudah jelas ada Nando yang sedang memberikan senyum miliknya,"Abang boleh main gak nih?" tanya Nando yang langsung mendapatkan anggukan oleh Aldo dan Calvin

Nando pun bermain tenis meja dengan Aldo dan memberikan sedikit tentang tenis meja yang ia ketahui untuk menambah wawasan Aldo dalam bermain. Di sebarang sana, ada Reano dan Raja yang sedang bermain bulu tangkis. Raja dan Reano fokus bermain bulutangkis sampai-sampai kok yang di pukul oleh Raja tersangkut di atap rumah.

Dan ada Reno dan Fauzan yang sedang berlatih taekwondo dengan matras yang mereka ambil dari rumah si kembar. Matras tersebut kepunyaan Reno yang diberikan oleh almarhum kakek nya sebagai hadiah ulang tahun ketika Reno menginjak umur 8 tahun.

Pukul 5 sore, Nando pulang ke rumah nya. Setelah Nando meninggalkan rumah, mereka semua berlari ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka. Seperti biasa mereka akan berebut kamar mandi karena kamar mandi yang berada di rumah ini hanya 2. Raja dan Reano yang tidak kebagian untuk membersihkan tubuh mereka hanya bisa menunggu di ruang tengah sambil membicarakan sesuatu,"Tadi gue mau nanya ke abang lo tapi, lo suruh gue sama yang lain buat ke atas," ucap Raja kesal.

Reano hanya bisa tersenyum tipis karena melihat Raja yang kesal terhadap nya,"Lo aja yang ceritain ke gue," ujar Raja.

"Gue tadi ngomongin tentang masalah gue sama Ayah gue," ucap Reano langsung kepada intinya.

Raja mengangguk karena ia sudah mengetahui masalah apa yang di hadapi teman nya itu. Reano dan Raja berteman sudah cukup lama, mereka berteman sejak mereka duduk di bangku kelas 1 SD dan hanya Raja yang sangat dekat dengan Reano dibandingkan yang lain. Kalau masalah yang sering di hadapi Reano pasti ada sangkut paut nya dengan mimpinya tersebut. Jadi, Raja tidak perlu menanyakan apa masalah yang teman nya itu hadapi saat ini.

"No, jangan menyerah buat gapai mimpi lo ya, meskipun mimpi lo gak di dukung oleh Ayah lo sendiri. Disini ada gue, Reno, Bunda lo dan yang lain buat dukung lo", ucap Raja untuk memberikan semangat kepada teman nya yang ingin menyerah.

"Liat noh Xavier yang tuna netra aja semangat buat gapai mimpi nya, kata Aldo adik nya itu pengen jadi pelukis kayak Adren, masa lo yang masih punya anggota tubuh yang masih lengkap udah mau menyerah gini sih, lo harus sama semangat nya kayak Xavier," Raja mengelus pundak teman nya yang masih menundukkan kepalanya.

"Makasih ya ja, memang lo sahabat gue yang terbaik," Reano memeluk teman nya tersebut dengan erat.

"Sama-sama, gue selalu ada buat lo pas lo seneng maupun lo sedih," ucap Raja sambil menepuk punggung Reano.




















To be continue






















Setelah baca jangan lupa votemennya teman-teman, see you di chapter selanjutnya 👋👋👋

Strict Parents Twins || Sunoo & Jungwon ENHYPEN (Revisi)Where stories live. Discover now