5. Ingin menyerah

101 70 43
                                    

Siang semuanya, gimana kabarnya?
Sehat kan? Semoga kalian yang baca sehat selalu ya. Sebelum baca jangan lupa votemennya teman-teman, lanjut yuk baca ceritanya.












Waktu istirahat ke 2 hampir tiba selama 15 menit lagi dan kelas si kembar tidak ada guru sejak 30 menit yang lalu karena guru mata pelajaran izin keluar kelas lebih cepat karena urusan mendadak. Siswa-siswi kelas 8.6 sibuk dengan aktivitas nya masing-masing. Para anak perempuan sedang mengobrol dan para anak laki-laki sedang bermain di belakang kelas sementara sisanya bermain ponsel.

Reano dan Reno duduk di kursi nya masing-masing. Reano yang tengah menatap layar ponsel dan Reno tengah bermain kartu UNO bersama Raja dan Calvin.

"YES UNO!" teriak Raja dan langsung berdiri.

Seluruh atensi para teman kelasnya pun bertumpu pada dirinya. Raja tersenyum lebar dan meminta maaf karena telah mengganggu kenyamanan di kelas.

Raja kembali duduk di kursinya lagi dan menatap Calvin dengan tatapan meledek, "Kasian kalah."

Mendengar ledekan itu pun membuat Calvin menginjak kaki Raja dengan kencang hingga ia berteriak kembali untuk kedua kalinya.

"Berisik!" protes salah satu teman kelas laki-laki nya yang terbangun karena teriakan Raja.

Raja mendelik, ia menghiraukan nya dan lebih memilih untuk duduk lagi. Raja menatap Reano yang sangat fokus menatap layar ponsel, "No, ngapain?" tanya Raja hingga membuat Reano yang tengah mengetik menghentikan aktivitasnya.

Reano menoleh kearah Raja dengan satu alis naik keatas, "Gue? Lagi kirim pesan ke bokap," jawab Reano, ia langsung fokus kembali mengetik di layar ponsel.

"Pesan apa?" sahut Calvin yang sedang bermain kartu UNO dengan Reno.

Reano menghela nafasnya dan ponsel nya ia letakkan diatas meja. Ia mengetuk-ngetuk meja dengan jari jemarinya berulang kali, "Pesan buat bahas kelas bulutangkis, gue lagi minta izin ke bokap, tapi bokap gue bilang taekwondo aja biar bisa bantu sekolah," jawab Reano.

Raja menukikkan alisnya, "Sekolah? Buat SMA? Ngapain mikirin begituan? Kan keluarga lo punya sekolah sendiri, kalo buat kuliah sih okey gue paham, atau mungkin buat bantu lo jadi tentara?" pertanyaan dari Raja tepat sasaran.

Reano langsung mengangguk untuk menyetujui ucapan sang teman. Raja menggaruk lehernya yang tidak gatal, "Gimana ya no, orang tua kalo udah kekeh sama pilihan nya sendiri ya susah. Kita sebagai anak katanya sih harus turutin tapi kata gue enggak. Masa depan ada ditangan lo sendiri, kalo orang tua cuman dukung dan kasih modal sisanya lo yang atur," ujar Raja.

Reno meletakkan satu kartu diatas meja, "Bener kata lo ja, tapi bokap kita begitu. Bokap kita maunya kita jadi tentara bukan jadi apa yang kita mau, paham gak sih? Jalan vin," sahut Reno lalu melanjutkan bermain kartu UNO tersebut.

Tring

Suara notifikasi yang bersumber dari ponsel Reano mengalihkan atensi Reano kembali. Ia pun bergegas membuka notifikasi tersebut, ternyata notifikasi tersebut bersumber dari balasan pesan sang Ayah.

Ayah:
"Buat apa? Kmu sdh Ayah masukkan ke kelas taekwondo, setidaknya itu bisa membuat kamu masuk ke universitas negeri nantinya."

Strict Parents Twins || Sunoo & Jungwon ENHYPEN (Revisi)Where stories live. Discover now