2.TEMAN BARU.

362 37 1
                                    

Setelah upacara, 5 cowok dengan keringat yang bercucuran itu memilih untuk tidak masuk jam pelajaran dan berteduh di bawah pohon beringin di sebelah kantin, kecuali bos mereka. Ia selalu mengikuti pembelajaran kelas walau apa pun halangannya.

"Sekarang kalian mau bolos atau ikut gue ke kelas?" Tawar Alvin.

"Bolos lah, Vin. Cape," jawab Destin mengipasi dada bidangnya dengan koran yang ia ambil di warung kantin.

"Ada murid baru, cewe." Lanjut bos mereka beranjak pergi meninggalkan segerombolan pemuda tersebut.

Yang lain hanya melirik satu sama lain.

"Bro, murid baru?" Reza bertanya ke sana kemari

Tanpa aba-aba mereka langsung berlari membuntuti Alvin yang sudah mendahului langkah kakinya.

"perkenalkan nama saya, Rea Gracylani. Saya pindahan dari Jawa tengah, ada yang perlu ditanyakan?"

"Maaf, bu. Alvin telat." Pria itu menyelonong masuk ke dalam kelas lalu duduk di bangkunya, disusul dengan beban yang berlarian dari belakangnya.

"Kami juga," sahutan mereka serempak.

"Kalian duduk." Perintah bu Rina selaku wali dari kelas 12 Multimedia 2.

Reza dan lainnya secara urut serta teratur memasuki ruang kelas satu persatu.

"Maaf ya, Rea. Mereka emang selalu kayak gitu,"

"Gakpapa, bu. Rea boleh duduk?"

"Silahkan, di samping Alvin ya." Bu Rina berdiri dari duduknya, lalu menuntun Rea ke kursi kosong yang ada di sebelah alvin.

"Bu, kenapa gak sama saya aja, kursi di sebelah saya juga kosong kok," tawar Destin sembari membersihkan kursi di sampingnya yang memang sama-sama kosong.

"Kalo sama kamu Ibu miris, Des. Soalnya kamu cuma bakteri di kelas ini."

Destin mengerucutkan bibirnya, lalu memutar bola matanya malas karena di tertawai oleh seisi ruang kelas tersebut.

"Percaya diri boleh, Des. Tapi lo juga harus inget umur," kekeh David.

"Iya-iya gue tau gue muda, dari pada lo,"

"Apa?"

"Tua bangka banyak gaya."

"Heh! Mulutnya dijaga!" Sentak bu Rina.

"Lagian orang David duluan yang mulai,"

"David! Gak boleh kayak gitu," Netra mata bu Rina mengarah ke David yang sedang asik dengan buku di tangannya.

"Nggak ye, ngadi-ngadi kali tuh Destin."

Guru tersebut menghembuskan nafasnya kasar, berancang-ancang untuk mengeluarkan suara bariton andalannya. "SEKARANG KALIAN BERDUA KELUAR KELAS!"

••••

"Lo juga naik bus?" Tanya Rea mengambil tempat duduk di samping Alvin.

"Ya, pertama dan terakhir," jawab Alvin tak memalingkan pandangannya dari buku yang sedang ia baca.

"O-oh, gue izin duduk di sebelah lo, ya. Kursi lain udah penuh,"

"Hmm." Alvin melepas jaket hitam yang ia pakai lalu menawarkannya pada siswi baru itu.

"Buat apa?"

Rea tidak mengingat bahwa hari ini adalah tanggal di mana sang bulan muncul.

"OMG! gue lupa!"

Cowok di sebelahnya membuang nafasnya kasar lalu berkata. "Gak usah teriak, malu diliatin penumpang lain. Pake aja nanti kalo udah dicuci baru balikin,"

Alvin Anggara.On viuen les histories. Descobreix ara