24.MANIPULATIF.

160 17 2
                                    

"Bang, bangun udah siang," ujar Alesha membangunkan Alvin.

"H-hah, apa!? Rea mana?" Jawab Alvin terkejut kala tidak ada Rea di sampingnya.

"Maksud lo? Rea masih sakit bang, ngigo kali lo."

Kemudian gadis kecil itu menuruni tangga dan beranjak ke ruang makan, disusul oleh Alvin yang berlari di belakangnya.

"Alvin baru bangun?" Ucap Rea yang tengah mempersiapkan lauk.

"Alvin lagi gak ngigo kan, Re?"

"Ngigo apa sih? Pasti Alesha yang jail nih," lanjut Rea dengan nada jahilnya.

"Biarin, lagian semalem bang Alvin sama kak Rea tidurnya pules banget, sampe gak bisa dibangunin."

"Emang lo semalem ngebangunin gue sama Rea?" Tanya Alvin.

"Iya, soalnya buku gue ketinggalan di kamar lo, tapi kamarnya malah dikunci. Padahal itu buku tugas huaaa."

Semua orang yang ada di ruang makan tersebut pun tertawa kala mendengar rengekan lucu dari Alesha.

"Makannya lain kali kalo ada tugas tuh langsung dikerjain, jangan nunggu malem." Sahut bu Berlin mengambil beberapa sendok lauk.

"Gila lo, Za. Kita masih ngobrol lo udah habis satu piring," pekik Alvin saat melihat Reza yang tengah melahap makanan seperti orang kelaparan.

"Capek gue nge, lagian udah biasa. Iya juga kan, Tante?"

Bu Berlin yang melihat kedua remaja itu lantas memberi sentilan satu persatu.

"Kamu tuh lain kali bangun pagi kayak Reza, biar keliatan batang hidungnya."

Alvin mengerucutkan bibirnya kesal, lalu mengambil beberapa sendok lauk yang sudah disiapkan.

"Ma, aku sama Rea makan di gazebo rumah." Ujar Alvin lalu menarik tangan Rea ke satu tempat teduh di depan rumah itu.

"Reaa, cuapinnn," rengek Alvin memasang jurus puppy eyes.

"Sini, pake sekop," ujar Rea terkekeh geli.

"Ishh Rea mah.... "

"Alay anjing,"

"Gakpapa, alaynya sama lo aja, kalo sama yang lain mah alvin jentell,"

"Letoy kali, yaudah sini gue suapin."

Kemudian dengan tlaten cewek itu menyuapi pacarnya, begitu pun dengan Alvin yang memakan suapan dari tangan Rea sangat lahap.

"Dua minggu rasanya kayak udah satu abad aja ya, Re," ucap Alvin dengan mulut yang masih dipenuhi nasi.

"Emang kenapa?"

"Sebenernya emak lo dulu ngidam apaan sih? Kok bisa-bisanya gue setiap detik kangen ke lo,"

"Ngidam kudanil, nanti kalo gue dibuntingin sama lo terus ngidam Tirex, lo juga harus nurutin,"

"Belum jadi debay udah aneh-aneh aja tu perut,"

"Lagian lo juga belum jadi suami udah aneh-aneh aja otaknya." Rea mencubit pipi Alvin gemas.

"Ya ngehalu kan gak salah juga,"

"Udah gak usah ngehalu terus, buruan selesaiin makannya, gue sama bang Eja mau pulang." Tutur Rea membuat Alvin memasang wajah sendunya lagi.

"Hmm, padahal masih kangen,"

"Maafin gue ya, Vin. Sering banget ngerepotin lo, sampe lo ngorbanin darah buat gue," ujar Rea lesu.

"Gakpapa, gue ikhlas kok. Lagian apapun yang terbaik buat lo, gue selalu dukung!" Ujar Alvin menyemangati Rea.

Alvin Anggara.Where stories live. Discover now