10.BOLOS.

194 23 0
                                    

"Vin... bangun gih. Udah jam enem," ujar Rea membangunkan Alvin yang tidur di ruang tamunya.

"Baru jam enem, kan?" Alvin mengulet tidak peduli.

"Mau bangun gak?" Tanya Rea sekali lagi.

"Gak."

Alvin berharap beberapa menit kemudian cewek itu akan kembali dan membangunkannya.

Hingga 30 menit berlalu, Alvin tidak mendengar suara apa pun di rumah itu.

"Sial, gue ditinggal!" Alvin berdecak pada diri sendiri.

Alvin bergegas mandi dan memakai baju yang sudah tergantung serta telah disetrika kan oleh pacarnya, lalu dengan segera mengeluarkan motor dari rumah itu.

Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, ia mengebut sejadi-jadinya sampai beberapa kali hampir dipertemukan dengan malaikat Izrail, namun selalu berhasil ia hindari karena kelihaiannya. Hingga pada akhirnya cowok itu sampai di sekolah dan melihat siswa siswi yang sudah rapih berbaris di barisan upacara.

"Sial, gue telat!"

Kini Alvin, David, Destin dan Richo terkena hukuman. Mereka harus berdiri di barisan barat yang menghadap matahari karena telat upacara, serta beberapa ada yang karena tidak memakai sepatu hitam.

"Lo tumben telat, bos," bisik David.

"Gue ditinggal sama Rea," jawab Alvin singkat.

"Lo nginep? Atau Rea yang nginep?" Tanya Richo.

"Gue yang nginep, lagian nyokap gue juga yang nyuruh buat jagain dia,"

Mendengar perkataan itu, reflek Destin bertepuk tangan lalu berkata. "Hebat emak lo, Vin."

Sontak, atensi seluruh murid yang sedang melakukan upacara memandang ke 4 cowok itu.

"Gila lo!" Pekik David.

"Ngapain kamu?" Tiba-tiba pak Eko datang dan menjewer telinga Destin dari arah belakang.

Destin meringis kesakitan lalu berkata. "E-enggak, pak. Tadi ada nyamuk makannya saya tepuk,"

"Bohong!" Pak Eko semakin mengeratkan jewerannya.

"E-enggak, tadi cuma-" belum sempat Destin menyelesaikan perkataannya, pak Eko melepas tangannya lalu berkata. "Oh." Setelah itu guru buncit tersebut melenggang pergi begitu saja.

"Gitu doang?" Bisik Richo.

"Gaje banget jadi guru," Alvin menggelengkan kepalanya lalu mengikuti upacara itu dengan fokus.

brakk

"Temen lo," Richo menggeser lengan David terkekeh kecil.

"Bangun, Des. Kita tau lo cuma pura-pura pingsan biar gak ikut upacara,"

"Pura-pura? Kemaren waktu di UKS berarti.... " Gumam Alvin pelan.

"Buk, Destin mati," teriak David memanggil wali kelasnya itu.

"Eh, Destin kenapa ini?" Tanya bu Rina berjongkok di samping tubuh Destin yang tergeletak di barisan paling belakang.

"Siapin liang lahat aja, bu," ucap Richo.

"Des kamu kenapa, Des." bu Rina tak henti menggeser-geser serta menepuk-nepuk pipi Destin.

"Bro, gunanya PMR buat apa?" Tanya Alvin datar.

"Gak tau nge, murid sama guru sama aja,"

"Udah biarin, gue juga heran kenapa dia bisa nahan bau jigongnya Bu Rina." Kekeh David.

Alvin Anggara.Where stories live. Discover now