23.HANGAT.

146 18 0
                                    

"jadi, gue sekarang manggil lo pake bang, apa Reza aja?" Tanya Alvin terkekeh.

"Pakek bang, biar sopan," jawab Reza menyentil telinga Alvin.

"Iya-iya, bang eja ganteng,"

"Bang, ini gue sebenernya kenapa sih?" Tanya Rea, membuat atensi semua mata kembali menatapnya tajam.

"L-lo?... lo udah bener-bener inget semuanya kan, Re?" Tanya Ica ragu.

"Gak tau, ada yang gue lupa kayaknya,"

Reza yang khawatir kemudian menghampiri Rea dan merangkul pundak adiknya, kemudian dengan lembut berkata. "Adek inget apa?"

"Aha! Baru inget, surat dari Tiara yang waktu itu dititipin di rumah sakit," ujar Rea beranjak ke sofa markas kemudian mengambil selembar kertas yang pernah ia dapatkan dari Tiara.

"Kertas apa?" Tanya Destin.

"Gak tau, kata Tiara dari orang spesial...." Ujar Rea lalu perlahan membuka gulungan surat itu.

Ia membacanya dengan fasih dan lantang di depan teman serta kakaknya.

"Dari gue, Alvin Anggara. Maafin gue udah pernah mengasihani lo karena nasib hidup lo, maafin gue yang jarang ada buat lo di saat lo lagi susah, dan maafin gue juga udah nyembunyiin perasaan gue tentang Calista. Gue sekarang menyesali semua yang udah pernah gue lakuin ke lo, gue bakal berusaha buat lo sembuh, Re. Meski gue harus ngorbanin banyak darah waktu lo operasi pendarahan otak. Baca ini setelah sembuh ya, Re. Gue harap lo bener-bener bisa sembuh."

Setelah mendengarkan isi surat itu, lantas semua orang yang berada di ruangan tersebut membulatkan matanya terkejut.

"O-operasi pendarahan otak!?"

Alvin mengangguk, lalu dengan tlaten menjelaskan semuanya yang bahkan Reza sebagai Kakak Rea sendiri tidak mengetahui.

"Waktu itu, gue habis dimarahin habis-habisan sama nyokap gue. Dia pulang sama Alesha keadaannya lesu banget. Ternyata mama gue habis mewakili tanda tangan orang tua Rea buat ngurus beberapa surat rumah sakit, dan... mama bilang kalo malam itu juga Rea bakal dioperasi, tapi mama bingung soalnya Reza sama yang lain lagi gak ada di situ. Satu hal yang bikin gue pasti, ternyata darah gue sama Rea cocok, makannya mama mengandalkan gue buat ngetransfer darah ke lo, Re."

Setelah mendengar penjelasan Alvin, lantas semua yang berada di markas seketika menghentikan aktivitasnya.

"Hal sepenting itu dan g-gue gak tau!?" Decak Reza.

"Maafin gue udah ngedonorin tanpa sepengetahuan lo, tapi ini gue lakuin juga demi Rea."

Antara marah, malu, sedih dan bahagia bercampur aduk di dalam lubuk hati Reza. Anggota yang lain hanya bisa terdiam lalu bertepuk tangan.

"Boss gue keren!"

"The reall boss besar!"

"Keren lo!"

"Anjay kayak di tipi-tipi!"

"Kasih gue cowok yang kayak boss dong!"

Banyak sekali ucapan-ucapan positif yang terlontar dari mulut para anggota Crystal itu, membuat Rea dan Alvin kembali mengembangkan senyumnya.

"Cukup-cukup, mending sekarang kita semua pulang, lupain semua kejadian kelam yang udah dialami setengah bulan lalu." Perintah Alvin dan segera dituruti oleh seluruh anggotanya.

Alvin Anggara.Where stories live. Discover now