62. Ungkapan Akbar

26.2K 1.7K 13
                                    


Happy reading.
_________

Banyak yang berbahagia dengan kelahiran Haura. Begitu juga dengan Zahra, namun ia sedih disaat kedatangan keluarga baru, keluarga kandungnya sudah tidak ada.

2 hari setelah Zahra melahirkan, ia perbolehkan pulang. Zahra pulang bersama suami dan mertuanya. Banyak yang menyambut kehadiran mereka.

Karena dirasa lelah, Zahra istirahat dikamarnya.

Di ruang tamu banyak teman-teman sekamar Zahra dulu waktu di asrama.

"Masya Allah cantik banget. Jadi pengen punya anak, deh." Celetuk Qila.

Difa mendelik dan menabok paha Qila pelan, "Kalau mau punya anak, punya suami dulu."

"Masih proses." Qila terkekeh.

"Gus, Kak Zahranya kemana ya? Kok dari tadi nggak kelihatan." Tanya Acha.

Gus Atthar menoleh pada Acha, "Zahra lagi dikamar, tidur sepertinya. Kasihan kecapean." Jawab Gus Atthar.

Mereka menganggukkan kepalanya, paham.

"Cha, kamu mau ngabdi disini?" Tanya Difa.

Acha menoleh pada Difa, ia terdiam.

"Masih bingung mau kemana. Kayaknya aku nggak disini lagi, nggak ngabdi. Mau kuliah di Jakarta, kasihan orang tua aku berdua terus."

"Mau ngejar cita-cita juga." Lanjut Acha.

"Aku doain ya kamu bisa raih cita-cita kamu."

"Aamiin."

Disaat sedang asik mengobrol dan memandangi Haura, Akbar masuk ke dalam.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Cha, boleh bicara sebentar?" Ucap Akbar.

Acha mengangguk, "Boleh. Acha ikut sama Akbar dulu ya."

Acha beranjak dari duduknya dan melangkah mengikuti Akbar yang berjalan didepannya. Sesampainya di tempat tujuan mereka duduk berjarak.

"Cha, sehabis ini kamu mau kemana?" Tanya Akbar.

"Mau ke Jakarta buat kuliah kedokteran, Insya Allah. Kalau kamu?"

Akbar menghela napasnya.

"Keluar negeri, mau lanjutin S2. Dan ngurus perusahaan Papah."

"Wah keren pulang-pulang jadi CEO nih."

Akbar terkekeh, "Kamu juga jadi Dokter."

"Cha, ada yang perlu aku omongin sama kamu."

Acha diam mendengarkan kelanjutan dari Akbar.

"5 tahun lagi. Aku akan kembali untuk mengkhitbah kamu."

Deg.

Tubuh Acha membeku saat mendengar penuturan dari mulut laki-laki didepannya ini. Jantungnya berdegup lebih kencang.

'Ya Allah mau baper tapi takut di php in.' Batin Acha.

"Itupun kalau kamu sanggup menunggu aku pulang. Tapi kalau kamu nggak sanggup dan punya pilihan sendiri, aku gak akan pernah maksa kamu. Aku juga bakalan ikhlas jika kamu menikah duluan. Aku rela."

"Aku siap tunggu kamu, Bar."

Akbar tersenyum tulus mendengar ucapan yang ia tunggu-tunggu dan ia harapkan.

"Aku enggak akan sama yang lain. Tapi kembali juga ke kamunya, kalau kamu duluan dalam artian kita nggak berjodoh nggak papa. Aku ikhlas menerima semuanya."

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang