34. Izin Berpoligami

32.5K 1.8K 55
                                    

Happy reading.
_______________________

Setelah menunggu beberapa lama, jemputan mereka datang.

Akbar menghantarkan Zahra sampai kerumahnya dengan selamat. 2 hari lagi Akbar yang akan menemani Zahra nanti ke acara pernikahan Bagas dan Nindi.

Mereka berdua sampai ke rumah keluarga Zahra.

Tadinya Akbar ingin mampir dulu ke rumah Zahra, sekalian ingin bertemu dengan keluarga Zahra. Namun, dirinya sudah sangat merindukan kedua orang tuanya.

"Mau mampir dulu?" Ajak Zahra pada Akbar.

Akbar menggeleng, "Gue langsung aja pulang, kasihan Mamah sama Papah udah nungguin gue. Oh iya, 2 hari lagi gue jemput lo. Gue pamit salamin ke orang tua lo. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam, dadah hati hati." Zahra terkekeh sambil melambai-lambaikan tangannya seperti anak kecil.

Akbar pun membalas lambaian tangan Zahra dengan gemas, karena melihat ekspresi Zahra yang lucu.

"Dadah." Akbar pergi meninggalkan halaman rumah Zahra dengan menggunakan supir pribadi Akbar.

Zahra masuk ke dalam rumahnya, ia mendapati orang tuanya duduk di ruang tamu.

"Mamah, Papah, Zahra pulang yuhu." Teriak Zahra membuat kedua orang tuanya kaget dan menengok ke arahnya.

"Zahra pulang." Rengek Zahra sambil mengerucutkan bibirnya, ia juga turut merentangkan tangannya agar orang tuanya segera memeluknya.

Kedua orang tua Zahra membalas pelukan Zahra erat, seolah-olah rindu mereka terobati juga setelah sekian lama.

"Aaaa, Zahra kangen sama Mamah Papah." Ia melepaskan pelukannya kemudian mengecup tangan orang tuanya.

"Mamah juga kangen banget sama Zahra, ayo duduk dulu pasti kamu capekan?" Ajak Arumi.

Mareka duduk dengan Zahra ditengah tengah mereka.

"Fira kemana, Mah?" Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah.

"Fira belum pulang, sebentar lagi kayaknya."

Zahra menoleh ke Papahnya, "Papah kok gak kerja?"

Adam mengelus pucuk kepala anak sulungnya, "Papah kan mau ketemu anak Papah. Masa Papah kerja. Papah kangen juga sama anak Papah tersayang ini."."

Zahra memeluk cinta pertamanya, "Papah sehat kan disini? Mamah kasih makan Papah banyak kan?" Tanya Zahra.

Adam terkekeh, "Segini suburnya kok."

"Mamah kasih makan papah banyak ya." Arumi memanyunkan bibirnya.

Zahra melepas pelukannya, menoleh ke Arumi dengan cengirannya, "Hehehe, maaf Mamah Arumi sayangnya Zahra."

"Eh, mamah kok agak pucet ya, Mamah sakit?" Zahra sedikit panik melihat wajah Arumi yang sedikit pucat.

Arumi terkekeh, "Mamah nggak sakit, cuma kecapean aja." Ucap Arumi. Zahra melihat ada sedikit kebohongan pada jawaban Arumi.

"Zahra disini aja ya nggak usah balik lagi ke pesantren, Zahra khawatir sama Mamah."

Arumi mendekap tubuh Zahra, "Kamu harus balik lagi kesana, Mamah gak papa, disini ada Papah sama Fira yang senantiasa 24 jam jagain Mamah."

"Zahra juga pengen jagain mamah. Pengen berbakti sama Mamah Papah, selama ini Zahra gak pernah balas jasa kalian." Zahra mulai terisak.

Arumi mendekap lebih erat, "Kok nangis sih, Zahra udah turutin kemauan Mamah aja, Mamah udah seneng banget."

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang