37. Kehancuran Hati

25.4K 1.8K 93
                                    

Jangan SIDERS.

HAPPY READING.
________________________


"Kak Azki." Gumam Zahra.

Sungguh rasanya Zahra sakit melihat Azkiya.

"Kak, ini gak seperti yang Kakak lihat."

Azkiya tersenyum getir, "Kakak ikhlas jika kamu yang akan jadi madu Kakak. Terima Gus Atthar ya, Zahra. Nanti kita akan sama-sama jadi istri Gus Atthar."

Zahra menggeleng, ia tercengang mendengarnya.

Ia pikir Azkiya akan membentaknya atau bahkan memukulnya. Tapi apa ini, ia malah mendukungnya. Dari raut wajah Azkiya, sudah dipastikan ada harapan besar di dalamnya.

"Arghhh!!! Kalian sama-sama gila." Teriak Zahra.

Zahra berlari menuju kamar asramanya meninggalkan Azkiya yang sudah menangis.

Gus Atthar berlari, namun dihadang oleh Azkiya.

"Gus, tunggu. Saya mau bicara dulu sebentar."

Gus Atthar menghentikan larinya, berjalan mendekati Azkiya.

"Ada apa?" Datar Gus Atthar.

Melihat itu hati Azkiya semakin sakit. Begitu tidak sukanya kah ia melihat dirinya. Padahal ia adalah calon istrinya.

"Saya mau pernikahan ini dipercepat 2 hari lagi, Gus."

Gus Atthar melototkan matanya, "Jangan gila kamu Ning." Tegas Gus Atthar.

Azkiya menggeleng, "Saya tidak gila Gus, saya juga tidak bercanda, saya ingin dipercepat, Abi dan Ummi saya sudah setuju bahwa pernikahannya dipercepat 2 hari lagi."

"Untuk masalah Zahra, saya akan ikut membujuknya supaya dia bisa menerima untuk poligami."

"Terserah kamu, Ning." Ia sudah lelah dengan semuanya.

Gus Atthar meninggalkan Azkiya.

"Saya lakukan ini sebelum terlambat, saya ingin membahagiakan orang tua saya, itu keinginan terakhir saya, Gus." Gumam Azkiya.

*****

Brak.

Zahra menutup pintu kamarnya dengan kasar. Yang ada di dakam menjingkat kaget, apalagi mereka melihat Zahra yang sudah banjir air mata.

Zahra membanting tubuhnya ke ranjang, ia menangis dengan keras.

"Sakit hiks hiks." Zahra terisak.

"Ya Allah, kamu kenapa? Habis dari kamar Mbak Azkiya kamu seperti ini, apa yang dia lakuin sama kamu, Ra?" Tanya Qila.

Zahra semakin terisak, ia sudah tak sanggup menahan semua beban hidupnya.

Acha menyodorkannya minuman, "Minum dulu, baru cerita nanti."

Zahra meminumnya sedikit, setelah itu ia langsung menubrukkan badannya pada Acha.

"Sakit, Cha." Tangis Zahra.

Semuanya bingung, Sakit apa. Mereka melihat tubuh Zahra tidak ada luka sama sekali. Lalu sakit apa yang Zahra derita?

"Mana yang sakit. Ayo ke ruang kesehatan." Ajak Acha.

Zahra menggeleng, "Hati aku sakit, Cha."

ZAHTHAR [END]Where stories live. Discover now