26. Fitnah

28.5K 2K 46
                                    

Jangan siders.
Vote + komen gratis

Happy reading...
______________________________

Namun...

Zahra mengurungkan niatnya karena ada Ustadz Ali yang menghampiri mereka dan langsung memberikan bentakan untuknya.

"ZAHRA, APA-APAAN KAMU INI, HAH!!!"

"DASAR SANTRI YANG TIDAK TAU ADAB, BERANI-BERANINYA KAMU MAU MENCAMBUK USTADZAH MU SENDIRI, TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN KAMU." Bentak ustadz Ali.

Zahra menggeleng, "Dia yang duluan." Zahra menunjuk ke arah Ustadzah Sarah yang sudah menangis tersedu-sedu, apalagi dengan ia memegang pipinya yang sedikit merah.

"Turunkan tangan mu, memang santri seperti kamu harus diberi hukuman yang berat supaya kapok." Ucap tegas Ustadz Ali.

Ustadz Ali mengambil rotan lalu menyeret tangan Zahra dengan paksa. Zahra memberontak, tapi apalah daya badannya juga sudah lemas karena insiden tadi, ditambah lagi dengan tenaga dari seorang Ustadz nya yang sudah emosi.

"Ustadz lepasin, Zahra gak salah, Ustadzah gadungan itu yang salah. Dia duluan yang udah cambuk Zahra. Lepasin Ustadz." Pembelaan Zahra, namun nihil, Ustadz Ali terus saja menyeret dirinya tanpa mendengarkan pembelaan dari mulut Zahra.

Para santri yang melihat langsung berbisik-bisik mengenai dirinya.

"Itu kenapa lagi, pasti buat masalah lagi, ndak mungkin Ustadz Ali langung bertindak."

"Iya apa lagi sampe menyeret Zahra seperti itu. Ustadz Ali juga terkenalnya jarang sekali bertindak seperti ini."

"Zahra lakuin apa ya? kok Ustadzah Sarah nangis begitu."

"Pipinya juga lebam, bibirnya ada darah, kasian banget ustadzah Sarah. Dasar Zahra nakal banget. Ndak ada kapoknya banget."

Masih banyak lontaran-lontaran kata yang pedas  berasal dari mulut mereka apalagi semua yang mereka ucapkan adalah sebuah fitnah.

Mendengar itu Ustadzah Sarah tersenyum, smirk 'bagus juga akting ku, rasakan itu Zahra.'

Ustadz Ali terus saja menyeret Zahra sampai ditengah lapagan yang panas.

Karena suara berisik dari santri, keluarga ndalem langsung keluar dan menuju ke lapangan.

"Ada apa ini?" Tanya Abi Umar.

"Ini Pak Kyai, santriwati ini ketahuan mencambuk Ustadzah Sarah dibelakang pesantren." Jawab Ustadz Ali.

Abi Umar dan yang lainnya melihat Ustadzah Sarah yang tengah menangis dan masih saja tangannya berada dipipinya.

"Apa benar itu ustadzah?" Tanya Kyai Umar.

Ustadzah Sarah mengangguk spontan, "Benar Pak Kyai, Zahra juga menampar saya sampai lima kali."

Mendengar fitnahan yang kembali mengenai dirinya, Zahra menggelengkan kepalanya, tanda tidak seperti itu.

"Nduk, apa benar uang dikatakan ustadzah Sarah?" Tanya kyai Umar pada Zahra.

"B-benar ta-tapi gak lima kali, cuma tiga kali." Cicit Zahra.

'Zahra... apa yang kamu lakukan lagi kali ini, tidak jera kah kamu dengan hukuman yang saya berikan.' batin Gus Atthar yang sedari tadi diam.

"Pak Kyai dia juga mencambuk saya sampai 20 kali, kalau kalau gak percaya tanya saja pada Ustadz Ali, dia lihat kejadiannya." Sahut Ustadzah Sarah.

Zahra menggeleng dan menunduk 'Ya Allah fitnah apa lagi yang akan hamba dapatkan. Tidak puaskan dia memfitnah hamba.'

ZAHTHAR [END]On viuen les histories. Descobreix ara