35. Dengan Akbar

25.4K 1.7K 20
                                    

2 hari kemudian.

Seperti rencananya beberapa hari lalu, Akbar dan Zahra menuju ke tempat pernikahan Bagas dan Nindi.

Mereka menikah di rumah sang mempelai wanita dan hanya dihadiri oleh keluarga beserta teman-teman dekat mereka.

Saat ini sedang di mulai acara ijab qabulnya, Zahra harus mempersiapkan hatinya. Ia tak mungkin lupa dengan Bagas, laki-laki yang mencintainya dengan tulus.

"Saya terima nikah dan kawinnya Anindira Dirgantara binti Ahmad Andri Dirgantara, dengan maskawin tersebut dibayar tunai." Dengan satu tarikan nafas, Bagas mampu mengucapkan ijab qabulnya dengan tegas dan lantang.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH."

"Alhamdulillah."

Mendengar kata sah, air mata Zahra mengalir dengan deras. Hatinya sakit, namun ia harus ikhlas. Harus ikhlas karena dengan ini hatinya di uji. Ia harus merelakan sesuatu yang bukan miliknya.

Ia juga yakin akan ada suatu saat dimana ia bisa dihargai sekaligus dicintai oleh seseorang. Ia yakin itu.

Akbar yang berada disampingnya, turut menenangkannya, ia mengelus pundak Zahra.

'Ikhlas, Ra, Ikhlas, lo pasti bisa'

Kata-kata itu yang selalu menjadi penyemangat untuk dirinya sendiri.

Tiba saat pasangan pengantin menyalami para tamu undangan. Dan sekarang giliran Zahra yang ikut menyalami dan memberi mereka selamat.

Saat Nindi melihat kehadiran Zahra, ia tak kuasa menahan tangisnya. Ia juga tidak bisa membayangkan jika ia berada diposisi sahabatnya itu.

Zahra memeluk tubuh sahabatnya.

"Selamat, Nin. Lo berhak dapetin Bagas. Lo harus bahagia sama Bagas. Buat Bagas mencintai lo. Gue sayang sama lo." Ucap Zahra dalam pelukan Nindi.

"Makasih, Ra. Maafin gue ya." Ucap Nindi terisak.

Zahra melepaskan pelukannya, "Ih, kok malah nangis, nanti luntur make-upnya udah cantik juga. Jangan minta maaf terus, gue udah Ikhlas."

Nindi kembali memeluk Zahra dan melepaskannya.

Ia berganti menangkupkan tangannya pada Bagas dan dibalas olehnya.

"Bahagiain sahabat aku ya, kak. Jangan buat dia sedih. Cintai dan sayangi Nindi setulus hati. Kalau sampai Nindi sedih aku bakalan marahin kamu." Tawa kecil Zahra disela-sela tangisnya.

Bagas tersenyum dan mengangguk, "Iya, aku janji. Terima kasih buat 3 tahun yang indahnya." Ucapnya tulus.

Zahra mengangguk, "Kamu juga harus bahagia sama orang yang kamu cintai. Seorang Gus itu." Lanjut Bagas.

Mendengar itu, seketika senyumannya luntur, kenapa harus mengingatnya kembali. Ia ke Jakarta selain ingin menghadiri pernikahan mantannya, ia juga ingin menghilangkan sejenak masalah yang ada dipesantren.

"Eh, selamat ya, semoga pernikahan kalian samawa. Dan bahagia terus sampe Kakek-Nenek." Ucap Akbar mengalihkan perhatian. Ia paham dengan Zahra.

'Makasih Bang, lo selalu bisa ngertiin gue.'Ucap batin Zahra

"Jangan lupa ponakannya yah. Buat 11 supaya bisa jadi pemain sepak bola." Ucap Zahra bercanda.

Nindi yang mendengarnya terkekeh, "Jebol punya gue, Ra."

Para tamu yang mendengar pun tertawa.

Zahra memberikan bingkisan kado, "Jangan lupa dipake buat nanti malam." Bisiknya pada Nindi.

ZAHTHAR [END]Where stories live. Discover now