56. Bahagia dan Dukanya.

23K 1.8K 57
                                    

Happy Reading.
_______________

Setelah 2 minggu berlalu. Zahra dan keluarganya sudah mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya. Ditambah dengan dukungan dan nasihat dari orang-orang terdekat.

Olimpiade yang akan Fira ikuti, akhirnya diundur 3 hari. Tetapi, hari ini ia akan pergi ke Malaysia, agar nantinya tidak dadakan.

Zahra tersenyum lebar, dia juga menenteng 3 buah benda yang sangat berarti untuknya, testpack.

Zahra sudah telat 2 minggu haid. Ia pergi ke apotek saat ingin menuju pasar. Setelah pulang ia langsung mengeceknya dan hasilnya... garis dua.

Zahra belum memberi tahu suaminya karena ia masih berada dikampus. Ia akan memberi tahunya nanti bersamaan dengan Fira ingin terbang.

*****

Para keluarga sudah berkumpul di ndalem. Untuk ikut mengantarkan Fira pergi mengikuti olimpiade.

Zahra membawa 1 buah benda. Dia menaruhnya di meja yang berada ditengah-tengah keluarganya.

Semua orang masih bingung dan tidak sadar. 5 detik kemudian, Gus Atthar mengambil benda tersebut. Bibirnya tersenyum lebar, ia tak bodoh mengenai kegunaan dari benda ini.

Gus Atthar menatap Zahra tak percaya.

"Ini punya kamu?" Tanya Gus Atthar.

Zahra mengangguk dan tersenyum manis.

"Alhamdulillah ya Allah." Gus Atthar memeluk tubuh istri tercintanya. Ia tak menyangka didalam rahim istrinya terdapat sebuah amanah yang harus dijaga.

Ummi Fara mengambil testpack tersebut dari tangan Gus Atthar. Ia sama terharunya dengan Gus Atthar.

"Alhamdulillah, Ummi mau punya cucu baru." Ucap syukur Ummi Fara. Begitu juga dengan yang lainnya, mereka bersyukur melihat kebahagiaan mereka dan pelengkap keluarganya.

Gus Atthar mencium seluruh bagian wajah istrinya. Tak peduli meski banyak orang yang melihat keduanya.

Selesai menciumi istrinya, Gus Atthar berjongkok menghadap pada perut rata istrinya. Ia mengelus dan mencium dengan lembut. Zahra tersenyum haru malihat bagaimana antusias keluarganya.

"Baik-baik diperut Umma ya sayang. Abi akan menunggu kelahiran kamu. Terima kasih juga kamu sudah mau ada diperut Umma. Jangan buat Umma kamu sakit ya." Gus Atthar membisiki perut istrinya, seolah-olah tengah berbicara dengan anaknya.

"Baby juga nggak sabar ketemu Abi." Zahra meniru omongan seorang anak kecil.

Gus Atthar menatap lekat istrinya.

"Terima kasih." Entah kata apa lagi yang bisa dia ucapkan selain berterima kasih. Dirinya bersyukur atas karunia Allah.

Zahra mendekap tubuh suaminya. Meluapkan rasa cinta dan kasih sayang masing-masing.

Zahra melepaskan dekapannya dan dilanjut dengan Fira yang mendekpanya.

"Ya Allah kak, aku nggak nyangka mau punya ponakan. Setelah semua kesedihan buat kita, akhirnya kebahagiaan juga menghampiri kita. Jaga terus anak kamu Kak. Mamah sama Papah juga pasti seneng Kakak hamil." Ucap tulus dari Fira.

Entah harus menjawab apa lagi. Rasanya pelukan dari Fira tak ingin ia lepaskan. Seolah-olah tak ingin kehilangan.

"Jangan tinggalin Kakak." Entah dorongan apa Zahra mengucapkan itu.

"Kakak sayang sama kamu."

"Fira juga sayang sama Kakak. Kak Fira boleh ngomong berdua sama Kakak?"

Zahra mengangguk, ia melepaskan dekapannya dan meminta izin ingin mengobrol dengan Fira.

ZAHTHAR [END]Where stories live. Discover now